Khutbah Jum’at, Renungan Tentang Waktu

H. Henderi Kusmidi--

Khatib : Drs. H. Henderi Kusmidi, M.H.I

(Dosen UIN FAS Bengkulu & Imam Masjid Besar Jami’ Babussalam ,Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu)

Dari : Masjid Besar Jami' Babussalam, Jalan P.Natadirja KM.8 Kelurahan Jalan Gedang Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu

Kaum Muslimin wa zumratul mu’minin rahimakumullah

Waktu adalah salah satu nikmat yang agung dari Allah kepada manusia. Sudah sepantasnya manusia memanfaatkannya secara baik, efektif dan semaksimal mungkin untuk amal-amal shalih. 

Allah SWT telah bersumpah dengan menyebut masa dalam firman-Nya : “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. al-‘Ashr:1-3).

Di dalam surat yang mulia ini Allah SWT bersumpah dengan masa, dan ini menunjukkan pentingnya masa. Sesungguhnya di dalam masa terdapat keajaiban-keajaiban. Di dalam masa terjadi kesenangan dan kesusahan, sehat dan sakit, kekayaan dan kemiskinan. Jika seseorang menyia-nyiakan umurnya, seratus tahun berbuat sia-sia, bahkan kemaksiatan belaka, kemudian ia bertaubat di akhir hayatnya, dengan taubat yang diterima, maka ia akan mendapatkan kebahagiaan sempurna sebagai balasannya, berada di dalam surga selama-lamanya. 

Dia betul-betul mengetahui bahwa waktu hidupnya yang paling berharga adalah sedikit masa taubatnya itu. Sesungguhnya masa merupakan anugerah Allah, tidak ada cela padanya, manusia yang tercela ketika ia tidak memanfaatkannya.

Kaum Muslimin wa zumratul mu’minin rahimakumullah

Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan pentingnya memanfaatkan waktu, sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini :

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata: Nabi SAW bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang”. (HR Bukhari).

Diantara bentuk kerugian manusia dengan waktu  sebagai berikut :

Pertama: Seseorang tidak mengisi waktu luangnya dengan bentuk yang paling sempurna. Seperti menyibukkan waktu luangnya dengan amalan yang kurang utama, padahal ia bisa mengisinya dengan amalan yang lebih utama.

Kedua: Dia tidak mengisi waktu luangnya dengan amalan-amalan yang utama, yang memiliki manfaat bagi agama atau dunianya. Namun kesibukkannya adalah dengan perkara-perkara mubah yang tidak berpahala.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan