Khutbah Jumat: Makna Spiritual Bulan Rajab dalam Memperkuat Relasi Antara Manusia dengan Allah SWT

Dr. Ismail, M.Ag--

Menurut Quraish Shihab, hampir seluruh masyarakat Arab sebelum Islam, mengakui dan mengagungkan bulan haram. Untuk itu, Islam dan Rasulullah menegaskan keempat bulan haram sesuai dengan anutan mayoritas masyarakat itu, walaupun dalam saat yang sama mengakui bulan Ramadhan mempunyai kedudukan yang sangat istimewa, bahkan salah satu malam Ramadhan nilainya lebih baik dari seribu bulan.

Hadirin Ma’asiral Muslimin Jamaah Jumat Rakhimakumullah

Bulan Rajab di dalamnya terdapat berbagai peristiwa penting yang memiliki makna mendalam bagi umat Muslim. Salah satu peristiwa yang paling dikenal adalah;

Pertama, peristiwa Isra dan Mi'raj.

Yaitu, perjalanan malam Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, kemudian naik ke langit. Peristiwa ini terjadi pada malam ke-27 bulan Rajab. Menurut catatan sejarah, Isra dan Mi'raj merupakan momen penting yang tidak hanya menunjukkan kekuasaan Allah SWT, tetapi juga sebagai pengingat bagi umat manusia tentang pentingnya ibadah dan hubungan spiritual dengan Sang Pencipta (Al-Bukhari, 1997).  

Isra dan Mi'raj bukan hanya sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang membawa pesan mendalam tentang pentingnya shalat. Dalam peristiwa tersebut, Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk melaksanakan shalat lima waktu.

Hal ini menunjukkan bahwa shalat merupakan tiang agama dan menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Allah Berfirman dalam surat al-Baqoroh ayat; 153 yang artinya:

“ Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesunguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Al-Baqoroh: 153).  

Kedua, Bulan Rajab merupakan waktu yang tepat untuk melakukan introspeksi dan refleksi diri.

Banyak ulama yang menganjurkan umat Muslim untuk memperbanyak doa dan istighfar selama bulan ini. Karena berdoa dan beristighfar dapat meningkatkan ketenangan jiwa dan kedekatan spiritual dengan Allah SWT.

Dalam perspektif psikologi, bulan Rajab dapat menjadi waktu untuk meningkatkan kesadaran spiritual. Ibadah yang konsisten, seperti puasa sunnah dan shalat malam, dapat meningkatkan kesehatan mental dan emosional seseorang secara positif. Sebagai contoh, kegiatan puasa sunnah di bulan Rajab dapat membantu individu untuk lebih disiplin dan fokus dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Nabi bersabda yang artinya:

“Ini adalah bulan yang sering dilalaikan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadan. Ini adalah bulan di mana amal-amal diangkat menuju Rabb semesta alam. Dan saya ingin ketika amal saya diangkat, saya dalam kondisi berpuasa.” (HR. an-Nasa’i)

Ketiga, Di samping itu, bulan Rajab juga sering kali diisi dengan kegiatan sosial dan keagamaan. Seperti pengajian dan zikir bersama. Kegiatan ini tidak hanya memperkuat hubungan individu dengan Allah, tetapi juga mempererat hubungan antar sesama umat Muslim.

Keempat, Selain itu, bulan Rajab juga sering dijadikan sebagai momentum untuk memperbaiki hubungan antar sesama. Banyak orang yang memanfaatkan bulan ini untuk meminta maaf dan memperbaiki hubungan yang mungkin telah retak.

Dalam konteks ini, bulan Rajab menjadi pengingat bahwa hubungan baik dengan sesama manusia juga merupakan bagian dari ibadah kepada Allah SWT. Allah berfirman dalam surat al-Isra ayat;7 yang artinya:.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan