Kota Bengkulu Menuju "Zero Stunting"
Kepala DP3AP2KB Kota Bengkulu, Dewi Dharma--
Meskipun hasil yang diraih cukup membanggakan, Dewi menyadari masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah memastikan keberlanjutan program-program yang telah berjalan.
“Kami tidak bisa lengah. Kesuksesan ini harus menjadi motivasi untuk terus maju. Kami juga perlu menjaga komitmen semua pihak agar upaya ini tidak hanya menjadi program jangka pendek, tetapi terus berlanjut hingga benar-benar mencapai Zero Stunting,” ujarnya.
Pendekatan berbasis data juga menjadi fokus utama. Dengan memanfaatkan teknologi dan survei seperti SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) dan SKI (Survei Kesehatan Indonesia), pemerintah dapat memetakan wilayah dengan risiko stunting tinggi dan memberikan intervensi yang tepat sasaran.
Penurunan angka stunting tidak hanya menjadi indikator keberhasilan pemerintah daerah dalam bidang kesehatan, tetapi juga mencerminkan kesiapan Kota Bengkulu dalam menyongsong masa depan yang lebih baik.
Dengan jumlah anak yang tumbuh sehat dan bebas dari stunting, Kota Bengkulu berkontribusi besar dalam mencetak generasi emas Indonesia pada tahun 2045.
“Ini adalah investasi jangka panjang. Anak-anak kita adalah aset paling berharga. Ketika mereka tumbuh sehat dan cerdas, masa depan bangsa ini juga akan lebih cerah,” pungkas Dewi.
Dengan target menurunkan angka stunting hingga 5 persen pada 2024, Dewi berharap masyarakat semakin aktif mendukung program pemerintah. Kesadaran keluarga dalam menjaga pola makan bergizi, kebersihan lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas kesehatan menjadi kunci keberhasilan program ini.
“Kita tidak hanya berbicara tentang angka, tetapi tentang masa depan generasi penerus bangsa. Mari bersama-sama wujudkan Kota Bengkulu yang bebas stunting dan menjadi contoh bagi daerah lain,” tuturnya.