Kota Bengkulu Menuju "Zero Stunting"

Kepala DP3AP2KB Kota Bengkulu, Dewi Dharma--

Optimisme dan Strategi di Tahun 2024 Lalu Terwujud 

RADAR BENGKULU  – Kota Bengkulu menunjukkan tren positif dalam upaya menurunkan angka stunting. Setelah mencatat penurunan drastis dari 12,9 persen pada 2022 menjadi 6,7 persen pada 2023, Pemerintah Kota Bengkulu melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) optimis target Zero Stunting dapat tercapai pada tahun 2024.

Kepala DP3AP2KB Kota Bengkulu, Dewi Dharma, menegaskan bahwa capaian ini bukan sekadar angka, tetapi mencerminkan komitmen bersama dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.

“Penurunan angka stunting ini adalah bukti nyata dari kerja keras semua pihak. Ini bagian dari upaya kita menyambut Indonesia Emas 2045, dengan memastikan generasi mendatang tumbuh sehat dan cerdas,” ujar Dewi pada Kamis 2 Januari 2025.

Dewi menjelaskan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari strategi terintegrasi melalui pendekatan konvergensi. Intervensi yang dilakukan melibatkan berbagai pihak. Termasuk pemerintah, kader kesehatan, perguruan tinggi, media, swasta, dan organisasi masyarakat.

BACA JUGA:Berikut ini Cara mandi Sunnah yang Harus Dipahami Umat Muslim dan Muslimah

BACA JUGA:Polda Bengkulu Gelar Bakti Sosial Bedah Rumah Warga

Pemerintah Kota juga fokus pada pencegahan sejak dini dengan menyasar kelompok berisiko. Seperti calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan, dan anak di bawah dua tahun (baduta). 

Intervensi dilakukan secara sensitif dan spesifik. Itu mulai dari edukasi tentang kebersihan lingkungan hingga pemenuhan gizi.

“Melalui komunikasi, edukasi, dan informasi (KEI), kami berupaya membangun kesadaran masyarakat. Mereka diajak untuk lebih peduli terhadap pentingnya mencegah stunting demi masa depan anak-anak kita,” jelas Dewi.

Pemkot Bengkulu juga menggandeng berbagai pihak untuk mendukung program-program penurunan stunting. Penyuluhan kesehatan, pemberian asupan gizi tambahan, dan pelatihan bagi keluarga berisiko menjadi langkah strategis yang terus dilakukan.

Kolaborasi dengan perguruan tinggi membantu dalam penelitian dan inovasi penanganan stunting. Media berperan menyebarkan informasi yang edukatif, sementara sektor swasta dan Baznas mendukung pembiayaan program-program gizi dan kesehatan.

BACA JUGA:Pj Walikota Bengkulu dan Jajaran Bahagiakan 1.132 Anak Yatim Piatu

BACA JUGA:Siap Terapkan Kenaikan PPN 12 Persen, Pemkot Bengkulu Fokus pada Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat

“Upaya bersama ini menunjukkan bahwa pencegahan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Dengan gotong royong, target menurunkan angka stunting hingga 5 persen, bahkan Zero Stunting bukanlah hal yang mustahil.” 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan