Apakah Kita Nanti Saat Masuk Surga, Bisa Berkumpul Dengan Keluarga

Apakah Kita Nanti Saat Masuk Surga, Bisa Berkumpul Dengan Keluarga-Poto ilustrasi-

 

Di dalam al-Tahrir wa al-Tanwir karya Ibnu ‘Asyur disebutkan, pemilihan lafaz أَلْحَقْنَا yang berarti “kami pertemukan mereka”, adalah untuk menunjukkan pemahaman bahwa bisa jadi anak-anaknya dimasukan terlebih dahulu ke neraka untuk membersihkan dosa-dosanya, kemudian barulah dimasukan ke surga yang sederajat dengan orang tuanya. Inilah karunia Allah bagi orang-orang yang beriman. (al-Tahrir wa al-Tanwir, 27/48).

 

Dalam surah Aththur ayat 21 di atas, di samping orang tua bisa menaikan derajat anaknya, seorang anak pun bisa menaikan derajat orang tuanya. Para ulama mendasarkan pendapat tersebut pada makna dzurriyyah, yang tidak hanya diartikan anak-anak, melainkan bisa juga diartikan orang tua, seperti yang terdapat dalam surah Yasin ayat 41.

 

وَآيَةٌ لَهُمْ أَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِي الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ

 

“Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut nenek moyang mereka (Nabi Nuh) dalam kapal yang penuh muatan.”

 

Oleh karena itulah, dzurriyyah juga bisa diartikan orang tua. (Tafsir al-Qurthubi, 17/67). Dengan kata lain, orang tua pun bisa dinaikkan derajatnya oleh anak mereka. Hal tersebut diperkuat dengan sebuah hadis riwayat Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda:

 

“Sesungguhnya, ada seseorang yang diangkat derajatnya di surga, kemudian dia bertanya, “Bagaimana aku bisa mendapatkan ini?”. Maka dikatakan kepadanya, “Berkat istighfar dari anakmu untukmu.” (H.R. Ibnu Majah, 3650).

 

Oleh karena itulah, diantara berkah dari kesalehan adalah dapat saling memberi syafaat dan menaikkan derajat surga di akhirat kelak. Bahkan pada puncaknya, satu keluarga dengan izin Allah dapat Allah kumpulkan di surga yang sama. Wallah a’lam.(***)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan