radarbengkulu.bacakoran.co -Aroma dodol menyelimuti perayaan di Desa Harjowinangun, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal.
Hidangan tradisional ini bukan sekedar hidangan tapi juga simbol keramahtamahan dan kegembiraan.
Di desa ini pembuatan dodol merupakan tradisi yang diwariskan secara turun temurun dan selalu ditunggu-tunggu.
BACA JUGA:Calon Wakil Walikota Bengkulu, Sukatno Kuasai Panggung Debat
BACA JUGA:Proses Sanggahan Seleksi PPPK Tahap I 2024 di Provinsi Bengkulu, 66 Pendaftar Ajukan Koreksi
Melansir dari laman panturapost, dodol jawa terbuat dari bahan-bahan yang sederhana dan mudah didapat seperti tepung ketan, kelapa parut, dan gula merah.
Proses produksinya juga unik. Adonan tersebut dimasak dalam penggorengan besar yang disebut grengseng di atas tungku kayu hingga mengental dan berubah warna menjadi keemasan.
Mengaduk terus menerus memerlukan kesabaran dan tenaga lebih. Kalau tidak sabar, dodolnya akan gosong.
Menurut pakarnya, bagi warga desa Harjawinangun, dodol mempunyai makna yang sangat dalam. Selain sebagai sajian lezat, dodol juga menjadi simbol solidaritas dan gotong royong.