Perubahan posisi secara perlahan diperlukan untuk mencegah hipotensi ortostatik.
Hipotensi ortostatik biasanya ditandai dengan gejala seperti pusing, sakit kepala, dan penglihatan kabur karena tekanan darah tidak dapat mengatur dirinya sendiri secara memadai terhadap perubahan gerakan yang tiba-tiba.
Natasha melanjutkan, “Perubahan yang lebih lambat memberikan pembuluh darah lebih banyak waktu untuk menyesuaikan diri dengan tekanan.”
Selain itu, hindari olahraga yang melibatkan gerakan cepat. Lebih baik memilih olahraga yang santai seperti yoga atau jalan kaki.
BACA JUGA:6 Fakta dan Mitos Tentang Pengaruh Stres Terhadap Janin
Minum cukup cairan
Orang dengan tekanan darah rendah perlu menghindari dehidrasi, baik saat berolahraga maupun melakukan aktivitas normal.
BACA JUGA:7 Hal yang Perlu Diketahui Tentang Alergi dan Kehamilan
Mengisi tubuh dengan cairan yang dibutuhkan dapat membantu menstabilkan tekanan darah.
Oleh karena itu, luangkan waktu sebelum, selama, dan setelah berolahraga untuk minum banyak air dan cairan lain yang dapat menggantikan cairan yang hilang setelah berolahraga. 'Pastikan asupan cairan yang cukup.
Dokter biasanya merekomendasikan jumlah asupan cairan yang dibutuhkan tergantung pada kondisi pasien,' kata Dr Natasha.
Lakukan pemanasan dan pendinginan
Ingatlah untuk melakukan pemanasan dan pendinginan sebelum dan sesudah berolahraga. Hal ini akan memberikan jantung Anda lebih banyak waktu untuk memompa darah dengan lebih mantap.
Lakukan pemanasan selama beberapa menit sebelum berolahraga dengan melakukan peregangan.