Ini Sejarah Nama Kelurahan Malabero Kota Bengkulu

Selasa 30 Jul 2024 - 05:52 WIB
Reporter : Azmaliar Zaros
Editor : syariah m

radarbengkulu.bacakoran.co - MALABERO adalah nama salah satu kelurahan di Kecamatan Teluk Segara. Kelurahan malabero terletak sebelah selatan berbatasan Sumur Meleleh, Utara dengan Samudera Indonesia, Barat dengan Kebun Keling, Timur dengan Jitra dan Pasar Baru.

Asal usul nama kelurahan ini, kata tokoh masyarakat Malabro, Kaharuddin Thahir BSW (74) berasal dari nama peninggalan Inggris yang ada di daerah tersebut. Yaitu dari kata Fort Marlborough. Fort Marlborough ini adalah nama salah satu Kota di Inggris. 

Pada zaman Inggris itu, daerah ini disebut orang dengan panggilan Malabero. Ini berdasarkan dialeg daerah Bengkulu. Karena susah menyebut Fork Marlborough itu, warga menyebutnya dengan Malabro saja. Sebutan ini berlangsung terus-menerus dari mulut ke mulut. Karena sudah sering disebut Malabro, daerah ini akhirnya dinamakan Malabro. Oleh pomerintah daerah, nama ini diresmikan jadi Kelurahan Malabro.

Kapan daerah ini mulai disebut dengan sebutan Malabro? Soal ini, dia sendiri tidak tahu secara pasti. Yang jelas, kata orangtua-tua dahulu, nama itu melekat sejak selesainya pembangunan benteng tersebut tahun 1719.’’Sejak saya kecil, orang sudah menyebutnya dengan nama Malabro,’’jelas Kaharuddin yang ditemui Radar Bengkulu di rumahnya di Jln. Tongkol RT 2 No.175 Kelurahan Malabro kemarin. 

mantan Lurah Malabro, Syaiful Hidayat mengatakan kelurahan berpenduduk 2.524 jiwa dengan jumlah 630 KK itu merupakan titik awal perhitungan kilometer jalan di Kota Bengkulu. Yaitu, titik 0 kilometer jalan menuju semua kabupaten di Provinsi Bengkulu.  Daerah ini  dahulu merupakan satu kelurahan tersendiri. Namun kini merupakan gabungan dari Kelurahan, yaitu Kampung Cina, Pasar Pantai dan Malabero. Pengabungan secara resmi itu tanggal 16 Juli 2005. Pengabungan ini karena jumlah penduduknya yang sedikit dan luasnya yang tidak seberapa. Kelurahan ini luasnya saat ini ada 41,18 hektare. Mata pencaharian penduduk yang bermukim di 12 RT dan 3 RW itu antara lain adalah nelayan, pedagang, PNS, buruh, petani. Mereka terdiri dari berbagai etnis. Seperti Tionghoa, Minang, Melayu.

Daerah yang sebagian besar penduduknya nelayan ini masih banyak warga yang kurang mampu. Dari 630 KK penduduknya itu, 320 KK diantarannya adalah miskin. Kemiskinan warga ini dikarenakan susahnya nelayan menangkap ikan. Pasalnya, ikan semakin susah didapatkan saat ini. Bayangkan saja, sejak November 2009 kemarin, nelayan baru bisa mendapatkan ikan itu bulan Januari 2010. Itu pun hasil tangkapannya tidak seberapa. Yang dapat juga ikan kecil-kecil.

Untuk membantu nelayan itu, pemerintah telah memberikan bantuan beras miksin. Dalam waktu dekat ini akan ada juga bantuan modal usaha dari instansi pemerintah.

Di daerah ini ada Pasar Baru Koto, Mesjid, klenteng, tempat bersejarah Benteng Marlborough, Lembaga Pemasyarakatan, SD. (*)

BACA JUGA:Sekda Provinsi Bengkulu Lantik Kepala Disdukcapil dan Sekretaris Dikbud

BACA JUGA:Pastikan Aman dan Kondusif, Gelar Sispam Jelang Pilkada 2024

BACA JUGA:Deteksi dan Cegah Permasalahan yang Pengaruhi Penyelenggaraan Pemerintahan

Kategori :