RADAR BENGKULU.BACAKORAN.CO, MANNA - Kejadian membingungkan terjadi di SMKS Aisyiyah Manna Bengkulu Selatan.
Kejadian membingungkan itu berupa isi rapot salah satu siswi di sekolah tersebut. Pasalnya pada saat pembagian raport isinya dinyatakan naik kelas.
Namun pada saat mau melakukan daftar ulang justru Dinyatakan tidak naik kelas oleh pihak sekolah dan ini menjadi pertanyaan besar.
Seorang ibu yang bernama Dewi Zaudah asal Kelurahan Gunung Mesir, Kecamatan Pasar Manna mempertanyakan hasil rapot anaknya Nezza Dergahayu kenapa bisa terjadi seperti itu.
Setelah ditanyakan malah mendapatkan keterangan bahwa sebenarnya siswi tersebut naik dengan bersyarat dan sebanarnya memang tidak naik kelas.
"Untuk membuktikan bahwa anak tersebut naik atau tidak pasti ada keterangan didalam raport. Bahkan dengan melihat hasil raport yang diberikan pihak sekolah karena naik kelas,anak sayapun sempat berlibur pada saat liburan sekolah yang lalu. Kalau begini caranya lebih baik terus terang saja kalau tidak naik bilang tidak naik kalau naik bilang naik,"papar Dewi saat menemui pihak sekolah Kamis (25/07).
BACA JUGA:Satu Data Indonesia untuk Tingkatkan Akurasi Data Daerah
BACA JUGA:211 Pos dan 15 Puskesmas Menggelar Pekan Imunisasi Nasional Polio di Kabupaten Kaur
Bahkan ada beberapa keluhan lainnya yang disampaikan Dewi seperti anaknya yang diperbolehkan mengikuti ujian ada biaya pendidikan yang belum dituntaskan. Maka agar anaknya bisa mengikuti ujian Dewipun meminjam uang kepada keluarganya barulah soal tersebut diberikan.
Setelah dikerjakan dan akan dikumpulkan malah ditolak dengan alasan sudah habis waktunya.
Terkait persoalan ini,Dewi bersama pihak sekolah sudah pernah membahas persoalan keterangan naik kelas didalam raport. Entah kenapa kepala sekolah langsung bilang sakit hati kepada Nezza,sampai saat ini sakit hati karena apa belum diketahui.
Menanggapi hal tersebut Kepala SMKS Aisyiyah Manna, M Rasyid Ridha membantah semua tuduhan wali murid tersebut. Bahkan ia menyatakan tidak pernah melontarkan perkataan sakit hati kepada muridnya justru pihaknya memberikan tenggang waktu untuk menyelesaikan persoalan nilai yang tidak memenuhi standar kenaikan kelas.
"Apalagi sampai mengatakan saya sakit hati,itu tidak benar. Terbukti banyak kok anak yang belum melunasi tunggakan masih bisa mengikuti ujian. Bahkan saya mendengar langsung dari mulut Nezza bahwa dirinya mau pindah sekolah,jadi bukan pihak sekolah menghalang - halangi Nezza memperbaiki nilainya," papar Rhida.
Dalam pertemuan wali murid dengan pihak sekolah hadir juga pihak pengawas, Dra Elmiza Martafani MPd yang menyampaikan terkait keterangan yang ada dalam raport tersebut sengaja dibuatkan naik kelas untuk dilaporkan kedalam Dapodik,tetapi Nezza harus memperbaiki nilai yang masih dibawah rata - rata.
"Mengapa kita lakukan seperti itu,kalau kami laporkan dalam Dapodik tidak naik kelas maka tidak bisa dirubah lagi, karena untuk penginputan dalam Dapodik tutup tanggal 15 Juli yang lalu. Makanya kami nyatakan naik kelas, tetapi Nezza harus melakukan perbaikan nilai yang masih dibawah standar. Baru nantinya kalau sudah diperbaiki dinyatakan naik seratus persen,"ungkap Elmiza