Kualitas Cabai Enggano Unggul, Tapi Sayangnya Pasokan Terbatas

Jumat 19 Jul 2024 - 21:15 WIB
Reporter : windi junius
Editor : syariah m

radarbengkulubacakoran.co - Cabai asal Pulau Enggano, Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, diakui memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan cabai dari daerah lain seperti Curup, Rejang Lebong, Lampung, atau Pagar Alam di Sumatera Selatan. Pernyataan ini disampaikan oleh Hepi Oktaria, seorang distributor cabai di Kota Bengkulu.

Hepi Oktaria, yang menjalankan usaha distribusi cabai dengan nama "Evi Sumber Lombok" di Pasar Minggu, Kota Bengkulu, menjelaskan bahwa cabai dari Enggano memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh cabai dari daerah lain. "Cabai Enggano itu lebih bagus, karena cabainya kering jadi tidak gampang busuk dan lebih pedas. Karena mereka menanamnya itu tidak pakai mulsa jadi masih tanam secara alami," ujarnya.

Salah satu keunggulan utama cabai Enggano adalah kandungan airnya yang lebih sedikit, sehingga cabai tersebut lebih kering dan tidak mudah busuk. Selain itu, cabai ini juga memiliki rasa yang lebih pedas dan aroma yang lebih kuat. Kondisi ini membuat cabai Enggano lebih diminati oleh para pedagang dan konsumen di Kota Bengkulu.

"Cabai Enggano memiliki kualitas yang lebih baik karena kandungan airnya lebih sedikit dibandingkan cabai dari daerah lain. Ini membuat cabai tersebut lebih awet dan tidak mudah busuk. Selain itu, rasanya juga lebih pedas dan aromanya lebih kuat," kata Hepi.

Hepi menambahkan bahwa metode penanaman cabai di Enggano yang masih alami, tanpa menggunakan mulsa, juga berkontribusi pada kualitas cabai yang lebih baik. "Para petani di Enggano menanam cabai secara alami tanpa mulsa. Metode ini ternyata menghasilkan cabai dengan kualitas yang lebih unggul," jelasnya.

Meskipun kualitasnya unggul, pasokan cabai Enggano ke Kota Bengkulu masih terbatas. Hepi menjelaskan bahwa ia hanya mendapatkan pasokan sekitar 2 ton per pengiriman. "Mereka itu kan ngirimnya tergantung kapal, jadi cuma sekitar 2 ton saja. Sekarang ini karena musim panas jadi pasokannya juga berkurang," ungkap Hepi.

 

Keterbatasan pasokan ini disebabkan oleh faktor transportasi yang bergantung pada kapal. Pengiriman cabai dari Pulau Enggano ke Kota Bengkulu hanya bisa dilakukan saat ada kapal yang beroperasi, sehingga jumlah cabai yang dikirim juga terbatas. Selain itu, musim panas yang sedang berlangsung saat ini juga mempengaruhi jumlah produksi cabai di Enggano.

 

 

Harga cabai Enggano saat ini berkisar antara Rp38 ribu hingga Rp45 ribu per kilogram di tingkat petani ke pedagang pengumpul. Hepi menjelaskan bahwa harga cabai lokal tersebut lebih mahal dibandingkan dengan cabai dari luar Provinsi Bengkulu, seperti Lampung atau Pagar Alam.

BACA JUGA:Ini Nama Balon Gubernur dan Wakil Gubernur Bengkulu, Mau Pilih yang Mana? Silahkan Cek

BACA JUGA:Ariyono Gumay-Harialyyanto Nurcahyo Ardhi Persoalkan Hasil Fervak Ke Bawaslu

BACA JUGA:GIS UINFAS Diminta Sosialisasi Bencana Keuangan Digital, Seperti Dampak Judi Online

"Harga cabai lokal memang lebih tinggi dibandingkan dari Lampung atau dari Pagar Alam, ini karena barangnya sedikit," kata Hepi. Keterbatasan pasokan membuat harga cabai Enggano lebih tinggi, meskipun kualitasnya lebih baik.

Kategori :