DKP Bantah Kekurangan Solar di SPBN Pulau Baai
RADAR BENGKULU - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bengkulu membantah adanya keluhan kekurangan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di Stasiun Pengisian Bensin Nelayan (SPBN) di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pulau Baai. Menanggapi keluhan nelayan, DKP menyampaikan bahwa selama sidak dua hari sebelumnya, tidak ada keluhan yang diperoleh terkait kekurangan solar di lokasi tersebut.
Kepala DKP Provinsi Bengkulu, Syafriandi mengajak nelayan untuk bekerja sama dengan pihak DKP dengan melaporkan jika ada ketidakpuasan terkait pemberian solar. "Kami sudah sidak kesana, dua hari lalu. Tolong sampaikan apabila ada yang tidak dapat, kita sangat perlu kerjasama untuk mengawasi minyak ini,” ujar Syafriandi.
Syafriandi menjelaskan bahwa kuota solar subsidi untuk nelayan dibagikan per nelayan yang sudah terverifikasi sebagai penerima kuota solar subsidi. "Pembagian itu per satu nelayan. Jadi, tidak mungkin terjadi kekurangan untuk jatah subsidi solar tersebut," terangnya.
BACA JUGA:Krisis, Pertashop di Bengkulu Diambang Kebangkrutan
Lebih lanjut Syafriandi menyampaikan bahwa BBM yang didistribusikan ke SPBN merupakan bentuk kepedulian terhadap nelayan. Untuk mendapatkan jatah BBM tersebut, nelayan harus memiliki rekomendasi pembelian BBM yang dikeluarkan oleh DKP.
“Ini diberikan subsidi BBM untuk memberikan kemudahan bagi mereka, yang bisa mengambil BBM itu harus berdasarkan rekomendasi DKP sendiri,” ungkapnya.
Namun, salah seorang nelayan dari TPI Pulau Baai, Ibrahim, menegaskan bahwa kekurangan BBM Bio Solar telah dirasakan oleh nelayan kecil. Ibrahim mengungkapkan bahwa saat ini Bio Solar hanya masuk sekali dalam seminggu, sementara sebelumnya solar masuk dua kali dalam seminggu.
“Saat ini sering sekali kami tidak mendapat minyak untuk melaut karena kami nelayan kecil. Kami nelayan kecil sering rebutan minyak,” ungkap Ibrahim.
BACA JUGA:Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah Terima Penghargaan Treasury Award 2023
BACA JUGA:Siap Berkompetisi, UCMAS Gelar Audiensi Bersama Wakil Bupati
Ibrahim menjelaskan bahwa untuk mengatasi kelangkaan tersebut, banyak nelayan yang pergi mencari solar ke SPBU khusus nelayan lainnya. Sistem pembayaran yang dilakukan nelayan adalah membayar dimuka, dan sisanya dilunasi setelah pulang dari melaut.
“Kami kebanyakan bayar di depan setengahnya. Kemudian sisanya nanti setelah pulang melaut. Alhamdulillah sistem seperti itu masih aman. Selain membantu hal tersebut sangat pas untuk nelayan kecil seperti kami,” kata Ibrahim.
Dalam situasi ini, DKP Provinsi Bengkulu diharapkan dapat lebih intensif berkoordinasi dengan para nelayan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, sehingga distribusi BBM subsidi dapat berjalan lebih efisien dan memenuhi kebutuhan para nelayan. (wij)