Ia menekankan, anak-anak muda yang ada sekarang harus mendapatkan pendidikan yang baik sampai sarjana agar dapat memajukan Indonesia.
"Kalau yang kuliah hanya 30% untuk anak-anak usia yang seharusnya kuliah, maka kita sedang menunggu panen masalah nanti."
Adapun salah satunya, yaitu kekurangan tenaga manajerial dan kepemimpinan di masa 10 tahun mendatang.
Padahal, Indonesia Emas 2045 yang digadang-gadang itu hanya tinggal 25 tahun.
Totok lantas membandingkan anak-anak dari keluarga tidak mampu di luar negeri mendapatkan lebih banyak opsi untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan kuliahnya.
"Bentuknya macam-macam. Misalnya beasiswa dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, beasiswa perusahaan (CSR), beasiswa dari kampus, beasiswa berbasis riset atau proyek riset khusus, beasiswa untuk bidang atau program studi tertentu yang menjadi target nasional (energi alternatif, pangan, AI, robotik, sinematografi, dsb)," paparnya.
BACA JUGA:Dari 132 Peserta Ikut Seleksi, Hanya 33 Orang Yang Lolos Magang ke Jepang
BACA JUGA:Lepas Kelulusan Siswa, Ini Harapan Sekda Bengkulu Tengah
"Program yang disebut 'work-study' untuk memberi peluang buat mahasiswa membayar kuliahnya dengan bekerja di kampus, dan terakhir pinjaman lunak yang bunganya sangat rendah dan dibayar sesudah lulus dan bekerja nanti,” tukasnya.(**)