9. Safari Wukuf Khusus
PPIH mengagendakan program safari wukuf khusus bagi jamaah haji lansia dan disabilitas Peserta program ini adalah jamaah dengan kondisi kesehatan yang perlu perhatian khusus. Mereka umumnya membutuhkan bantuan dalam memenuhi keperluan pribadi, mulai dari makan, mandi, dan lainnya.
Sebelum diberangkatkan ke Arafah, jamaah lansia dan disabilitas akan ditempatkan di hotel khusus untuk mendapat pendampingan dari dokter dan perawat yang tergabung dalam tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH), tim pembimbing ibadah, dan petugas layanan lansia. Setelah menjalani safari wukuf, mereka juga akan kembali ke hotel yang telah disiapkan sampai dengan selesainya proses puncak ibadah haji.
"Safari wukuf khusus ini kita siapkan bagi jamaah lansia dan disabilitas dengan keterbatasan aktivitas yang tidak tertampung di Klinik Kesehatan Haji Indonesia atau KKHI,” jelas Anna.
“Bagi jemaah lansia yang tidak mengikuti safari wukuf, PPIH juga menyiapkan rencana skema pergerakan mereka saat berada di Armuzna. Jemaah lansia direncanakan akan berangkat dari Arafah dengan bus terakhir, melewati muzdalifah (tidak turun dari bus), dan langsung menuju Mina,” sambungnya.
10. Tanazul Lansia
Bahkan PPIH juga memfasilitasi jamaah lansia yang tanazul atau pulang dini.
“Jika ada open seat pada penerbangan kepulangan, maka itu akan diprioritaskan bagi jAmaah lansia. Tentu prosesnya berdasarkan persetujuan dari jemaah yang bersangkutan,” sebut Anna.
"Sesampainya di tanah air, kita juga meminta agar tidak perlu ada seremonial penyambutan sehingga jemaah bisa langsung kembali ke kediamannya untuk beristirahat,” tandasnya.