RADAR BENGKULU - Wakil Gubernur (Wagub) Bengkulu, Dr. Rosjonsyah menekankan pentingnya upaya pencegahan stunting sebagai bagian integral dari strategi pemerintah dalam membentuk generasi yang sehat dan kuat.
Pernyataan ini disampaikannya saat menjadi narasumber dalam roadshow tim percepatan penurunan stunting Provinsi Bengkulu di Kelurahan Lubuk Durian, Kecamatan Kerkap, Kabupaten Bengkulu Utara.
Lebih lanjut dikatakan, stunting merupakan masalah serius yang dapat mengancam kemandirian bangsa. Dalam upaya mencapai generasi yang kuat, diperlukan langkah-langkah konkrit untuk meningkatkan kesehatan anak-anak. Stunting, paparnya, merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak. Ini antara lain dipicu oleh kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan.
Dampak jangka panjang dari stunting mencakup perlambatan perkembangan otak, keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan ketidakmampuan bersaing di tingkat nasional.
BACA JUGA:Dinas Dukcapil Kota Bengkulu Usulkan Stok 2.000 Keping Blanko KTP Elektronik
"Bahwa pencegahan stunting diperkuat melalui implementasi Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting." Pelaksana tugas Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, M. Iqbal Apriansyah, menambahkan, Tim percepatan penurunan stunting melaksanakan roadshow secara maraton ini, melibatkan koordinasi lintas sektor untuk mencegah potensi stunting.
Menurut hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Provinsi Bengkulu masih tinggi, mencapai 19,8 persen. Meskipun telah terjadi penurunan sebanyak 2,3 persen.
BACA JUGA:563 Peserta PPPK Kemenag di Provinsi Bengkulu Bersaing Rebutkan 45 Kursi
Pemerintah daerah, khususnya tim percepatan di Kabupaten Bengkulu Utara, dihadapkan pada tantangan untuk bekerja lebih keras guna mencapai target provinsi tahun 2024 sebesar 12,55 persen.
Bupati Bengkulu Utara, Mi'an, menyoroti perlunya kerja sama lintas sektor tanpa adanya ego sektoral.
Roadshow forum koordinasi Tim PPS di Bengkulu Utara melibatkan aksi nyata intervensi sensitif. Seperti pemberian makanan berprotein hewani kepada keluarga berisiko stunting, terutama ibu hamil dan menyusui.
Selain itu, dilakukan pemberian makanan tambahan, pil tambah darah bagi remaja siswa SMA, dan distribusi alat peraga pengasuhan baduta (BKB Kit) di tujuh desa Kecamatan Kerkap.
BACA JUGA:Tebakan COP Oleh Dahlan Iskan
"Pentingnya aksi nyata dalam menangani stunting. Pihaknya memberikan dukungan finansial kepada Tim Penggerak PKK (TPK) di berbagai desa sebagai langkah konkret dalam mendukung percepatan penurunan stunting," katanya.
Sebagai informasi tambahan, Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 telah berjalan, dan masyarakat berharap agar hasilnya menunjukkan penurunan atau perubahan positif terkait angka stunting di Provinsi Bengkulu. Terutama di Bengkulu Utara. Semua pihak diharapkan bersatu dalam mendukung visi pemerintah untuk membentuk generasi yang sehat dan tangguh di masa depan. (Wij)