Kemudian, Dian yang sedang memakan pecahan kaca tersebut meliriknya dan menjawab teriakannya.
“Eh udah pulang,” ucap Dian yang memakan pecahan kaca.
Singkat cerita, Dian akhirnya terbangun dan disekelilingnya sudah ada Ustadz beserta pemilik indekos dan penghuni lainnya.
Karena kejadian tersebut, Dian direkomendasikan untuk menjalani ruqyah.
Mendapat suruhan tersebut, ia lebih memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya dan melakukan ruqyah didampingi oleh orang tuanya.
Ternyata, saat ia sudah kembali ke rumahnya, kehidupan Dian tidak lagi mengalami kejadian aneh dan merasa tidak perlu untuk ruqyah.
Setelah seminggu berada di rumahnya sendiri dan dirasa sudah tidak merasakan gangguan apapun, ia memutuskan esoknya untuk kembali ke indekosnya.
Dimalam itu, Dian tertidur bersama ibu dan adiknya.
Sampai Ibu Dian terbangun dan menyadari bahwa Dian tiba-tiba menghilang.
Dian hilang bak ditelan bumi, yang anehnya pintu rumah beserta gerbang masih terkunci dari dalam.
Semua penghuni rumah bangun untuk mencari Dian, namun hasilnya nihil.
Keluarganya pun memutuskan melakukan pencarian di luar rumah dibantu oleh warga setempat, karena tak kunjung ditemukan, pencarian tersebut akan dilanjutkan keesokan harinya.
Namun, tiba-tiba datang seorang marbot masjid yang memberitahu bahwa ia mendengar samar-samar suara seorang perempuan meminta tolong dari samping sungai yang berada di sebelah masjid.
Ternyata suara seorang perempuan tersebut adalah Dian yang matanya tertutup dan sedang berada di dalam kungkungan sebuah bambu di sebrang sungai sebelah masjid.
Proses penyelamatan tersebut agak lama karena sulitnya menjangkau area tersebut, hingga akhirnya Dian berhasil di selamatkan di pagi harinya dan kemudian di bawa ke rumah sakit untuk penanganan lanjutan.