“Ini bukan soal simbolik hadir atau tidak hadir. Ini soal tanggung jawab moral. Bagaimana mungkin masalah sebesar ini tidak membuat Gubernur tergugah?” lanjutnya.
HMI menegaskan bahwa aksi mereka bukan sekadar insiden sesaat. Mereka berkomitmen akan terus mengawal kebijakan dan kinerja pemerintah Provinsi Bengkulu, terutama di bawah kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur saat ini.
“Persoalan-persoalan yang terjadi hari ini adalah cerminan dari kinerja pemerintah provinsi. Kami akan terus bersuara dan hadir sebagai kontrol sosial,” tegas Anjar.
Ia juga mengingatkan bahwa mahasiswa tidak akan diam melihat kebijakan-kebijakan yang merugikan rakyat kecil, apalagi jika pemimpin daerah lebih memilih diam atau menghindar dari tanggung jawab publik.