
RADAR BENGKULU, JAKARTA -- Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menanggapi penetapan tarif impor Amerika Serikat (AS) oleh Presiden Donald Trump dengan bijak.
Seperti dikutip dari laman disway.id, Indonesia terdampak tarif resiprokal sebesar 32 persen dari basis tarif sebesar 10 persen yang ditetapkan kepada seluruh negara.
Lebih lanjut ia menyebut bahwa hal ini menjadi momentum negara untuk menggenjot produksi serta menjaga stabilisasi harga di dalam negeri.
"Yang pertama, ini waktunya kita memproduksi dalam negeri. Pada saat currency rate tinggi, harga pangan dunia tinggi, kemudian pemberlakuan tarif yang tinggi dari beberapa negara, bukan cuma Donald Trump, ini waktunya kita melakukan bisnis dalam negari," ungkap Arief pada rapat daring, 3 Maret 2025.
Terus, terkait dengan peningkatan cadangan pangan pemerintah, ia mengaku hal ini menjadi perhatiannya selama ini. Dalam hal ini, Arief menyebut tantangan utamanya adalah menemukan teknologi yang tepat untuk memperpanjang lama simpan.
BACA JUGA:Inilah 5 Cara Agar Terhindar dari Pinjol saat Lebaran Idul Fitri, Yuk simak!
BACA JUGA:KAI Logistik Siap Layani Distribusi Barang Masyarakat Pada Periode Arus Balik
"PR kita berikutnya adalah mencari teknologi untuk bisa memperpanjang shelf life. Ini saya nggak bosan mengulang-ulang berulang-ulang kali," paparnya.
"Kemudian digunakan airbrush freezer, simpan dalam cold storage, frozen condition nanti bisa dilakukan penjualan untuk intervensi daerah-daerah yang tinggi. Misalnya Indonesia bagian Timur atau beberapa daerah yang memang memerlukan. Jadi harga bisa tetap stabil," lanjutnya.
Hal ini lantas turut berujung pada harga pangan yang stabil.
Lebih lanjut terkait stabilisasi harga pangan, salah satu strategi yang disebutkannya, "Misalnya pada saat karkas, live bird harganya rendah, dibeli tetap dengan harga yang bagus.
"Tentu pihaknya selalu melakukan persiapan dengan berbagai sektor, baik di pemerintahan pusat dan daerah, BUMN, BUMD, maupun swasta.
BACA JUGA:Tarif AS 32% Pukulan Bagi Industri Padat Karya RI
BACA JUGA:Tim Indonesia Ditargetkan Masuk 100 Besar di FIFA
"Jauh-jauh hari, mungkin sebulan sebelumnya, kita sudah rapat seperti dengan seluruh pelaku usaha, kementerian lembaga, BUMN di bidang pangan. Sebelumnya lagi, kita sudah mempersiapkan stok cadangan pangan pemerintah," ungkapnya.