Seorang Istri Mendapatkan Suami Yang Tidak Taat, Ini Contohnya

Sabtu 25 Jan 2025 - 02:41 WIB
Reporter : Fahmi
Editor : Syariah m
Seorang Istri Mendapatkan Suami Yang Tidak Taat, Ini Contohnya

 

وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوا امْرَاَتَ فِرْعَوْنَۘ اِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِيْ عِنْدَكَ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ وَنَجِّنِيْ مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهٖ وَنَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَۙ

 

Artinya: "Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Firaun, ketika dia berkata, "Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim."

 

Aisyah tidak mendapatkan mudarat karena hubungannya dengan Firaun, padahal sudah sangat jelas bahwa suaminya adalah orang paling kafir. Asiyah bahkan memilih dibunuh daripada mendapatkan kemakmuran kerajaan, mengingat suaminya adalah seorang raja.

 

Menjadi Contoh Perempuan Pejuang

 

Apa yang dikisahkan dalam Al-Quran adalah sebuah makna bahwa Asiyah merupakan perempuan pejuang. Ia hidup di bawah raja sekaligus suaminya yang zalim. Ia memberontak, melawannya, dan mempertahankan keyakinan apapun resiko yang ia dapatkan.

 

Saat Firaun mengetahui bahwa Asiyah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, ia membuat pasak-pasak untuk istrinya dan mengikat tangan dan kakinya, kemudian ia menyiksanya di bawah terik matahari. Namun, penyiksaan tersebut tidak membuat Asiyah lari dan mengharap belas kasih. Asiyah berdoa untuk keselamatannya dan memohon kepada Allah untuk dijauhkan dari kekufuran seperti yang dilakukan suaminya.

 

Rasulullah bahkan bersabda: "Cukup bagimu dari segenap perempuan di alam ini empat perempuan, yaitu Maryam putri Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, dan Asiyah istri Firaun." (HR Ahmad, Thabrani, Al-Thahawi, dan Al-Dhiya')

 

Makna dari sabda Rasul tersebut adalah cukup bagimu untuk sampai pada martabat orang-orang yang sempurna dengan mencontoh perempuan tersebut, menyebut kebaikan mereka, meniru sifat zuhudnya terhadap kehidupan dunia, dan tertujunya hati mereka pada kehidupan yang kekal, yaitu di akhirat kelak.

Kategori :