RADAR BENGKULU, JAKARTA -- Soal rencana pemerintah untuk menggunakan dana desa untuk pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) menuai kritikan dan kekhawatiran dari kalangan Ekonom serta Pengamat.
Seperti dikutip dari laman DISWAY.ID, menurut Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, penggunaan Dana Desa untuk memberikan makanan gratis juga menimbulkan risiko ketergantungan masyarakat terhadap bantuan.
Katanya, ketergantungan ini berpotensi melemahkan semangat dan inisiatif masyarakat untuk bekerja keras meningkatkan taraf hidup mereka secara mandiri.
"Sebagai contoh, alih-alih mendorong petani lokal untuk meningkatkan produksi pangan mereka, program ini justru dapat menciptakan situasi dimana masyarakat lebih mengandalkan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka," ujar Achmad ketika dihubungi oleh Disway pada Sabtu, 11 Januari 2025.
Untuk menghadapi kritik-kritik ini, Achmad menilai Pemerintah perlu dipertimbangkan alternatif solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan untuk meningkatkan gizi masyarakat desa.
BACA JUGA:Nasib Ribuan Honorer Pemprov Bengkulu Segera Ditentukan
BACA JUGA:Pemkab Mukomuko Minta PT. Agro Muko Jamin Keselamatan Tenaga Kerja dari Serangan Harimau
Dijelaskannya, salah satunya adalah melalui program subsidi bergizi berbasis produksi lokal.
"Alih-alih memberikan makanan gratis, pemerintah desa dapat menyediakan subsidi bagi petani atau produsen lokal untuk meningkatkan hasil pangan mereka. Produk pangan yang dihasilkan kemudian dijual kepada masyarakat dengan harga yang terjangkau," jelas Achmad.
"Model ini tidak hanya membantu masyarakat mendapatkan makanan bergizi, tetapi juga memberdayakan petani dan produsen lokal, sehingga memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas," lanjutnya.
Kemudian, paparnya, pemerintah desa dapat memberikan bantuan modal kepada kelompok masyarakat atau Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mengembangkan usaha yang memproduksi makanan bergizi. Seperti peternakan ayam, pengolahan ikan, atau pengolahan hasil pertanian.
"Dengan demikian, masyarakat tidak hanya mendapatkan akses ke makanan bergizi, tetapi juga memperoleh sumber pendapatan baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan," jelas Achmad.(*)