Usia Pensiun Resmi Naik, Ekonom Ungkap Dampaknya ke Program Jaminan Pensiun
Ilustrasi Usia Pensiun--
RADAR BENGKULU - Kenaikan usia pensiun menjadi 59 tahun tidak ayal akan memiliki dampak yang cukup luas pada berbagai aspek, mulai dari ekonomi nasional, pasar tenaga kerja, hingga Jaminan pensiun BPJS Ketenagakerjaan.
Menurut Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, kenaikan usia pensiun juga berpotensi menarik minat lebih banyak masyarakat untuk berpartisipasi dalam program Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan. Dalam hal ini, kebijakan tersebut dapat dilihat sebagai langkah untuk meningkatkan daya tarik program jaminan pensiun bagi pekerja formal maupun informal.
"Dengan usia kerja yang diperpanjang, peserta memiliki waktu lebih lama untuk menyetor iuran, sehingga nilai manfaat yang diterima di masa pensiun juga menjadi lebih besar," ujar Achmad saat dihubungi oleh Disway pada Sabtu 11 Januari 2025.
Kendati begitu, Achmad juga menambahkan bahwa efektivitas ini sangat bergantung pada bagaimana kebijakan tersebut dikomunikasikan kepada masyarakat.
BACA JUGA:Mulai Februari 2025, Skrining Kesehatan Gratis Ditargetkan Capai 60 Juta Orang
BACA JUGA:BPJS Gratis Pemkot Bengkulu Siap Dilanjutkan, Siapkan Anggaran Rp 18 Miliar
"Dalam hal ini, jika masyarakat memahami bahwa manfaat yang diterima akan meningkat seiring dengan kenaikan usia pensiun, hal ini dapat mendorong peningkatan partisipasi.
"Sebaliknya, jika kebijakan ini dianggap hanya menguntungkan pengelola dana atau mempersulit akses manfaat pensiun, maka respons masyarakat bisa menjadi kurang antusias," jelas Achmad.
Selain itu, Achmad juga menambahkan bahwa kebijakan ini juga tidak terlepas dari potensi dampak negatif terhadap pasar tenaga kerja.
Dimana dengan bertambahnya usia pensiun, posisi-posisi strategis di perusahaan akan tetap ditempati oleh pekerja senior untuk waktu yang lebih lama.
"Hal ini dapat memperlambat regenerasi tenaga kerja, mengurangi peluang bagi generasi muda untuk memasuki dunia kerja, dan menyebabkan stagnasi karir bagi mereka yang sudah bekerja," ucap Achmad.
BACA JUGA:Tuai Kritik, Rencana Penggunaan Dana Desa untuk Program Makan Bergizi Gratis
BACA JUGA:Jepang Siap Mendukung Program Makan Bergizi Gratis
Dari sisi ekosistem perseroan, perusahaan mungkin perlu menghadapi biaya tambahan untuk mendukung pekerja senior, termasuk program pelatihan ulang, penyesuaian beban kerja, dan akses layanan kesehatan.