Meresahkan Warga, Radiasi dan Dampak SUTT di Padang Kuas Dilakukan Penelitian

Rabu 08 Jan 2025 - 20:47 WIB
Reporter : windi
Editor : Azmaliar

RADAR BENGKULU – Tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) milik PT Tenaga Listrik Bengkulu (TLB) di Desa Padang Kuas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma, tengah menjadi sorotan. Meski dinyatakan memenuhi standar jarak aman, keluhan warga setempat soal dampak kesehatan dan kerusakan barang elektronik terus bermunculan.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu, Donni Swabuana, memastikan bahwa secara teknis jarak tower dari pemukiman sudah sesuai dengan regulasi. “Hasil pengecekan visual menunjukkan jarak tower dengan rumah warga lebih dari 15 meter. Ini sudah memenuhi standar sesuai Permen ESDM Nomor 13 Tahun 2021,” ungkapnya, Rabu (8/1).

Namun, pernyataan tersebut tak sepenuhnya meredakan keresahan warga. Keluhan mengenai gangguan kesehatan dan rusaknya peralatan elektronik akibat radiasi medan magnet dari SUTT terus bermunculan. Donni menegaskan bahwa hal itu membutuhkan penelitian lebih lanjut. “Dampak kesehatan dan kerusakan barang elektronik tidak bisa disimpulkan hanya dengan pemeriksaan visual. Perlu studi mendalam soal medan magnet dan medan listriknya,” jelasnya.

Donni juga memaparkan bahwa PT TLB telah memberikan kompensasi kepada warga yang terdampak pembebasan lahan.

BACA JUGA:Tiga Blok Tambang Batu Bara di Provinsi Bengkulu Diusulkan Untuk Dilelang

BACA JUGA:Ternyata Ini Keutamaan Surat Yasin dan Bacaan Doa Nisfu Syaban,Bacalah Setiap Hari

“Setiap rumah yang lahannya terkena dampak pembebasan menerima hampir Rp 80 juta,” terangnya.

Namun, bagi warga Dusun II Desa Padang Kuas, kompensasi tersebut tidak cukup menggantikan kerugian yang mereka alami. Rohma, salah seorang warga menyebutkan bahwa sejak SUTT beroperasi, banyak peralatan elektronik milik warga yang rusak.

“Sebelum tower dibangun, pihak PT TLB bilang ini tidak berbahaya. Tapi kenyataannya, kami sering sakit kepala, nyeri sendi, dan alat elektronik kami seperti televisi dan kulkas terbakar. Bahkan, anak saya pernah tersetrum aliran listrik yang diduga berasal dari lantai rumah,” keluhnya.

Kecemasan serupa juga disampaikan oleh Pesi, warga lainnya. Ia mengaku khawatir setiap kali terjadi petir.

“Kabel SUTT memang dipasang, tapi kami tetap merasa tidak aman. Setiap petir menyambar, barang elektronik kami selalu terancam rusak. Apalagi tower ini dekat dengan pusat kegiatan masyarakat seperti PAUD, SD, dan posyandu,” ujarnya.

Direktur Kampanye Energi Kanopi Hijau Indonesia, Olan Sahayu, menambahkan bahwa masalah radiasi SUTT ini tidak hanya dirasakan di Padang Kuas.

BACA JUGA:Baru Dibuka, Masyarakat Bengkulu Antusias Menikmati Mie Gacoan

BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Dapat Kucuran DAK Fisik untuk Perbaikan Bangunan Sekolah

“Keluhan serupa muncul dari warga di Teluk Sepang, Desa Riak Siabun, dan Desa Babatan. Banyak yang melaporkan barang elektronik mereka terbakar dan bahkan ada yang tersengat listrik,” ungkapnya.

Kategori :