Efek samping lain yang bisa timbul dari rokok elektrik adalah rasa kecanduan. Saat pengguna ingin berhenti menggunakan rokok elektrik, hal ini bisa memicu stres, mudah marah, gelisah, dan sulit tidur akibat efek kecanduan yang ditimbulkan.
2. Meningkatkan risiko terjadinya kerusakan paru-paru
Aroma lezat yang dihasilkan rokok elektrik berasal dari zat berbahaya yang bernama diasetil. Jika terhirup, zat ini akan menyebabkan peradangan serta kerusakan pada paru-paru dan berisiko mengakibatkan penyakit bronchiolitis obliterans (paru-paru popcorn).
Bronchiolitis obliterans adalah penyakit paru-paru langka ketika bronkiolus atau saluran napas terkecil dalam paru-paru mengalami kerusakan permanen.
3. Meningkatkan risiko terkena penyakit kronis
Sebagian besar cairan yang dipakai untuk rokok elektrik mengandung zat nikotin. Penggunaan nikotin dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit kronis, misalnya naiknya tekanan darah dan denyut jantung serta meningkatnya risiko terkena resistensi insulin, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
4. Meningkatkan risiko terkena kanker
Sebagian merek cairan untuk rokok elektrik mengandung formaldehida yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, beberapa bahan dasar cairan ini, seperti propelin glikol dan gliserol, juga bisa berubah menjadi formaldehida jika dipanaskan.
Hal ini membuat penggunaan rokok elektrik dianggap dapat meningkatkan risiko munculnya kanker, salah satunya kanker paru-paru.