Berdasarkan ayat inilah, Ibnu Katsir mengatakan bahwa seseorang akan berkumpul bersama keluarganya di surga, yakni dengan orang tua, istri, dan anak cucunya. Oleh karena itulah, ayat di atas sebagai dalil bahwa satu keluarga bisa masuk surga bersama.
Tak hanya masuk surga bersama, bahkan Allah mengumpulkan satu keluarga tersebut pada tempat dan kedudukan yang sama.
Diceritakan bahwa Said bin Jubair mengatakan, “Ketika seorang mukmin memasuki surga, lalu dia akan menanyakan tentang bapaknya, anak-anaknya, dan saudara-saudaranya, “di manakah mereka?” Maka, dikatakan kepadanya bahwa mereka semua tidak sampai pada derajatmu di surga. Lalu, orang mukmin tersebut menjawab, ‘Sesungguhnya pahala amal kebaikanku ini untukku dan untuk mereka, sehingga, mereka (keluarganya) dipertemukan pada satu kedudukan dengannya.” (Tafsir Ibn Katsir, 4/73).
Orangtua Menaikan Derajat Anak
Berdasarkan riwayat di atas, ketika seorang anak berada di surga tingkat bawah, dan orang tuanya berada di atas, maka sebagai bentuk pemuliaan dan penghormatan Allah pada orang tua tersebut, Allah setarakan kedudukan mereka, sehingga berada di derajat surga yang sama. Derajat anak mereka dinaikkan tanpa mengurangi pahala orang tua mereka sedikit pun.
Pengaruh kesalehan orang tua tidak hanya berlaku di dunia, melainkan juga di akhirat. Allah taala berfirman:
وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِيْمَانٍ اَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ اَلَتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍۗ كُلُّ امْرِئٍ ۢبِمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ
“Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. Aththur ayat 21).