Science Film Festival 2024 Soroti Tema “Emisi Nol Bersih dan Ekonomi Sirkular“ kepada Pelajar di 100 Kota
Science Film Festival 2024 Soroti Tema “Emisi Nol Bersih dan Ekonomi Sirkular“ kepada Pelajar di 100 Kota-Ist-
“Inovasi ilmiah mengambil posisi penting dalam mencapai visi masa depan ini dan membantu kita semua menurunkan jejak karbon serta mendorong praktik-praktik hidup yang berkelanjutan. Baik Indonesia di ASEAN maupun Jerman di Uni Eropa, kedua negara menjadi pemimpin dalam upaya tersebut. Melalui kerja sama yang setara, Indonesia dan Jerman dapat memadukan upayanya dan berkontribusi mewujudkan emisi nol bersih dan ekonomi sirkular yang lebih kuat,“ tuturnya
Lebih dari 250 siswa-siswi menyaksikan tiga film saat pembukaan Science Film Festival 2024 berlangsung di Plaza Insan Berprestasi, Kemendikbudristek, Jakarta. Mereka menonton film asal Jerman berjudul Nine-and-a-half: Hydrogen – The Green Energy of the Future? yang mengajak melihat “desa hidrogen” bernama Bosbüll di Schleswig-Holstein. Setelah itu, pemutaran dilanjutkan dengan film asal Chile berjudul Raffi yang bercerita tentang pengalaman si cilik Ema yang belajar tentang keberlanjutan di rumah pertanian keluarganya. Film terakhir yang mereka saksikan adalah dokumenter Jerman berjudul How Bicycle Tires and Inner Tubes are Made: The Path of a Schwalbe Tyre, menyoroti lingkungan produksi ban di Indonesia, Vietnam, dan Jerman.
BACA JUGA:Pasutri Simak Nih! Inilah 4 Tips dari dr Boyke Agar Rumah Tangga Bahagia
BACA JUGA:Ini 5 Tips Hadapi UTS Untuk Mahasiswa Baru dari Dosen IPB
Para siswa selanjutnya berpartisipasi dalam eksperimen sains bernama “Sentripetal dalam Gelas“. Para siswa ditantang memindahkan bola pingpong dari atas meja ke atas mulut botol tanpa terjatuh dan disentuh. Di eksperimen ini, para siswa dapat mempelajari bagaimana sebuah benda dapat bergerak berputar karena gaya sentripetal. Gaya ini adalah penyebab dari setiap benda dapat bergerak berputar, contohnya pada putaran Bumi yang dapat menciptakan musim, iklim, dan cuaca.
Sejak diluncurkan di Thailand pada tahun 2005, Science Film Festival konsisten mempromosikan literasi sains kepada pemuda di Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, Amerika Latin, dan Timur Tengah melalui komunikasi berbasis pengetahuan yang menghibur. Science Film Festival diperkenalkan dan diadakan di Indonesia pada tahun 2010 seiring dengan upaya ekspansi regional festival pada masa itu.
Dalam perjalanan waktu, festival ini telah mengukuhkan diri sebagai yang terbesar di dunia untuk jenisnya, dengan sekitar 860.000 penonton di 21 negara selama edisi tahun 2023, termasuk 122.066 penonton di Indonesia. Festival tahun ini diselenggarakan secara internasional di 23 negara sejak 1 Oktober sampai 20 Desember