Begini Cara Mengatasi Kecanduan yang Bisa Bikin Perilaku Menyimpang

Reporter: tim redaksi |

Editor: Azmaliar |

Sabtu , 17 Aug 2024 - 21:12

Ini 5 bahaya anak kecanduan gadget dan tips mencegahnya.-Panda Security---

- Nikotin (rokok, elektrik, patch)

- Opiad (heroin, morfin, painkillers, metadon)

- Pencyclidine, Ketamine

Sementara adiksi perilaku terhadap hal-hal berikut ini.

- Internet

- Games

- Gambling (judi)

- Makan (binge eating)

- Olahraga

- Bekerja

- Shopping

- Sex / Pornografi

Seorang yang mengalami diksi akan menunjukkan sejumlah gejala. Salah satunya kesulitan mengontrol, mengurangi, dan menghentikan perilaku adiksi. Selain itu juga adanya keinginan yang kuat untuk memakai zat atau perilaku adiksi sehingga mengabaikan hal lain seperti sekolah, kuliah, pekerjaan dan relasi sosial.

Bahkan, tak jarang, seorang yang kecanduan mengalami perubahan mood yang ekstrem, seperti mudah marah, sedih, sensitif, mood swing, cemas, takut, dan lain sebagainya.

begini cara mengatasi kecanduan yang bisa bikin perilaku menyimpang                            radar bengkulu - adiksi atau ketergantungan pada sesuatu hal merupakan gangguan jiwa yang menyebabkan perubahan perilaku dan psikologis yang mengalaminya.
"adiksi adalah penyakit otak yang menyebabkan seseorang memiliki ketergantungan/kecanduan terhadap zat/perilaku tertentu," terang psikiater pusat kesehatan jiwa nasional (pkjn) rs jiwa dr.h.marzoeki mahdi dan rs siloam bogor dr. lahargo kembaren, spkj kepada disway, 15 agustus 2024.
seperti dikutip dari laman disway.id,  orang dengan adiksi akan mengalami gangguan dalam fungsi kehidupan sehari-hari. termasuk juga tidak bisa belajar dan bekerja dengan baik, relasi sosial yang buruk, bahkan terlihat kasus hukum serta jatuh dalam gangguan jiwa berat.
lebih lanjut dikatakan, ada dua jenis adiksi. yakni adiksi zat dan perilaku. pada jenis adiksi zat orang ketergantungan terhadap napza, narkotik psikotropik, dan zat adiktif lain, diantaranya sebagai berikut.
- alkohol
- amfetamin (ecstasy, shabu)
- benzodiazepine (diazepam, alprazolam, clonazepam, dll)
baca juga:ini manfaat mandi air batu es untuk kesehatan tubuh, yuk disimak
baca juga:bak di eropa! ini 3 tempat wisata di bandung yang unik dengan konsep wisata eropa, abadikan liburan agar maki
- kafein (kopi, minum energi)
- kanabis (ganja, marijuana, synthesis)
- kokain
- halusinogen (lsd, magic mushroom)
- inhalant (lem, bensin, volatile solvent)
- nikotin (rokok, elektrik, patch)
- opiad (heroin, morfin, painkillers, metadon)
- pencyclidine, ketamine
 
sementara adiksi perilaku terhadap hal-hal berikut ini.
- internet
- games
- gambling (judi)
- makan (binge eating)
- olahraga
- bekerja
- shopping
- sex / pornografi
seorang yang mengalami diksi akan menunjukkan sejumlah gejala. salah satunya kesulitan mengontrol, mengurangi, dan menghentikan perilaku adiksi. selain itu juga adanya keinginan yang kuat untuk memakai zat atau perilaku adiksi sehingga mengabaikan hal lain seperti sekolah, kuliah, pekerjaan dan relasi sosial.
bahkan, tak jarang, seorang yang kecanduan mengalami perubahan mood yang ekstrem, seperti mudah marah, sedih, sensitif, mood swing, cemas, takut, dan lain sebagainya.
baca juga:menarik dikunjungi! berikut 5 tempat wisata yang instagramable di surabaya, nuansa modern hingga religius 
baca juga:5 manfaat buah pinang muda bagi kesehatan pria
lalu, muncul perasaan dan sensasi yang tidak nyaman saat tidak mengonsumsi zat atau melakukan perilaku adiksi tersebut.
"gangguan pola tidur dan pola makan, perubahan energi, mudah lelah atau sangat berenergi, hingga gangguan kesehatan fisik," paparnya.
berikan vitamin dan suplemen
meski begitu, mereka tetap menggunakan zat atau melakukan perilaku adiksi walaupun sudah memberikan gangguan dalam fungsi kehidupan. maka dari itu, pentingnya tata laksana dengan bantuan profesional untuk mengatasi adiksi baik terhadap zat maupun perilaku.
lebih lanjut lahargo menjelaskan, terdapat beberapa tatalaksana yang bisa dilakukan, mulai dari detoksifikasi dengan rawat inap atau rawat jalan, terapi keluarga, therapeutic community di fasilitas kesehatan atau tempat rehabilitasi, hingga neurofeedback (melatih gelombang otak yang tidak seimbang).
bisa juga dengan penggunaan psikofarmaka (obat-obatan untuk mengatasi masalah psikologis yang dialami), psikoterapi (menguatkan mental, mengubah mindset, perilaku, dan pemulihan trauma), ataupun transcranial magnetic stimulation (pemberian stimulasi gelombang elektromagnetik di otak).(**)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi RADAR BENGKULU, MINGGU 18 AGUSTUS 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan