Ini Kisah Perjalanan Calon Wakil Walikota Bengkulu Nuragiyanti Dewi Permatasari
Calon Wakil Walikota Bengkulu Nuragiyanti Dewi Permatasari-ist-
RADAR BENGKULU — Nuragiyanti Dewi Permatasari adalah salah seorang calon Wakil Walikota Bengkulu dalam Pilkada 2024. Fotonya sudah bertebaran di berbagai tempat di Kota Bengkulu.
Nuragiyanti Dewi Permatasari atau yang akrab disapa Agi ini berasal dari keluarga berada. Meskipun demikian, Agi bukanlah seseorang yang hanya mengandalkan kenyamanan hidup. Justru, kehidupannya sebagai anak rantau di Britania Raya membuktikan betapa gigihnya ia dalam mengejar impian dan cita-citanya.
Setelah menyelesaikan pendidikan SMA di Indonesia, Agi memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di luar negeri. Tepatnya di London.
Meski telah diterima di beberapa universitas ternama lainnya, hatinya tetap tertambat pada Architectural Association (AA), sebuah institusi yang diakui sebagai salah satu yang terbaik di dunia dalam bidang arsitektur.
BACA JUGA:Ariyono-Harialyyanto Siap Bertarung di Pilwakot Bengkulu, Raih Dukungan Kuat Lewat Jalur Independen
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Sediakan 10 Ribu Vaksin Rabies Gratis untuk Hewan Peliharaan
"Melihat karya-karya arsitek yang saya kagumi dan mengetahui bahwa mereka lulusan AA membuat saya semakin yakin untuk memilih universitas ini," ujar Agi.
Namun, jalan menuju AA tidaklah mudah. Sebelum diterima, Agi terlebih dahulu mengikuti program foundation di University of the Arts London (UAL) selama satu tahun.
Program ini mempersiapkannya dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk bersaing di AA. Setelah menyelesaikan program foundation, Agi mendapatkan undangan untuk wawancara dan mempresentasikan portofolionya di AA.
Kepercayaan diri dan visi yang ia tunjukkan berhasil memikat para dosen disana, sehingga ia diterima di hari yang sama.
BACA JUGA:Edukasi Bersama Untuk Cegah Kekerasan Pada Anak
BACA JUGA:BPN Bengkulu Tengah Sosialisasikan Masalah Kelembagaan
Selama di London, meski berasal dari keluarga yang mapan, Agi memilih untuk hidup sederhana dan mandiri.
Ia menjalani kehidupan layaknya mahasiswa pada umumnya, menggunakan transportasi umum dan tinggal di apartemen sederhana.