Membangun Spirit Ketaqwaan di Tahun Baru 1446 Hijriah
Al-Ustadz Armin Tedy, M. Ag-Dokumen/RADAR BENGKULU-
Kedua ; Muroqobah.
Kita menanamkan sifat dimana kita merasa diawasi oleh Allah SWT. Sebagaimana Firman Allah SWT QS. Al Hadid ayat 4 yang artinya:“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
Dan disebutkan dalam Kitab Risalah al Qusyairiyyah karangan Imam al Qusyairi :
Alkisah, suatu hari Sayyidina Umar bin Khattab berkeliling meninjau wilayah perkampungannya. Di tengah perjalanan, Umar melihat seorang budak kecil yang sedang menggembala puluhan kambing.
Dalam benaknya, Umar ingin menguji kepintaran budak kecil si penggembala kambing tersebut. Umar lalu mendekati budak itu dan mengutarakan niatnya untuk membeli seekor kambing yang digembala si bocah.
“Nak, kambingmu saya beli satu boleh?” tanya Umar mengawali perbincangannya.
“Saya ini budak. Saya tidak memiliki kewenangan untuk menjual kambing ini. Semua kambing milik majikan saya tuan,”jawab si penggembala dengan kejujurannya.
“Meski milik majikanmu, kalau saya beli satu nanti kamu laporan kepada majikan bahwa kambing yang kamu gembala dimakan macan satu ekor,” timpal Umar menguji dengan pura-pura mengajari sikap berbohong.
Dalam pikiran umar, si budak ini pasti akan melepaskan satu ekor untuk dijual kepadanya. Namun tak diduga si Budak kecil ini memberikan jawaban lain.
“Saya tidak mau melakukan itu tuan. Karena, semuanya nanti bisa kelihatan. Meski juragan (pemilik kambing) tidak tahu, tetapi Allah akan mengerti dan mengetahui yang saya lakukan,” jawab si budak tegas.
Mendengar jawaban itu, Sayyidina Umar seketika menangis seraya menepuk-nepuk bangga di pundak punggung si budak.
Dari peristiwa ini, Sayyidina Umar mendapat ilmu dari bocah penggembala. Hikmah kisah ini adalah bahwa Allah itu Maha Tahu. Jadi manusia berbuat apapun meskipun tidak diketahui siapapun, namun Allah Maha Tahu. Inilah hikmah ketika sifat Muroqobah sudah tertanam dalam diri seseorang.
Ketiga; Muhasabah.
Kita senantiasa mengintrospeksi diri. Sebagaimana disebutkan imam Ali “Haasibu anfusakum qobla antuha sabu” dan sebaik- baik muhasabah adalah dimana kita selalu mempertanyakan bekal yang akan Kita bawa menuju akherat. “Hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).”
Demikianlah kita sebagai hamba Allah, sudah semestinya dalam menghadapi permulaan awal tahun ini dengan bertafakkur, sudah sejauh mana persiapan kita menghadapi kehidupan yang abadi tersebut. Dengan membangun spirit ketaqwaan ditahun baru 1446 Hijriah. Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.