Khutbah Jumat: Pengadilan Akhirat Oleh Khatib: M. Sururi, S.Th.I., M.H.I
M Sururi-Adam-
Khutbah Jumat: Pengadilan Akhirat Oleh Khatib: M. Sururi, S.Th.I., M.H.I
Dari Masjid Besar Al-Amin, Jalan RE Martadinata Kelurahan Kandang, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu
RADAR BENGKULU- Jamaah Jumat yang semoga dimuliakan Allah…
Islam telah mengajarkan bahwa perbuatan dan perilaku kita di dunia ada konsekuensinya. Baik di dunia ini maupun di akhirat kelak. Ada penegakan hukum dan keadilan di dunia, sebagaimana ada penegakan hukum dan keadilan di akhirat. Walaupun realitanya antara keduanya ada perbedaan yang sangat jauh. Pengadilan Allah Ta’ala di Padang Mahsyar nanti amatlah dahsyat dan maha adil. Adapun pengadilan manusia di dunia seringkali jauh dari potret ideal keadilan.
Kaum muslimin dan muslimat yang kami hormati
Setiap apa yang kita lakukan, sekecil apapun, pasti akan ditulis oleh para malaikat yang mulia. Perkataan, perbuatan, pandangan, keputusan, prasangka, semuanya tidak terlewatkan oleh pena para malaikat.
Allah berfirman yang artinya: “Tiada suatu ucapan yang dia ucapkan, melainkan ada di dekatnya malaikat yang selalu hadir”. QS. Qaf: 18.
Perbuatan kita bukan hanya dicatat, namun juga akan diganjar sesuai dengan kadar, kualitas dan jenis yang kita lakukan.
Allah berfirman yang artinya: “Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat debu, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat debu, niscaya dia pun akan melihat (balasan)nya”. QS. Az-Zalzalah: 7-8.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…
Bagaimanakah prosesi pertanggungjawaban kita di hadapan Allah ‘azza wa jalla kelak ? Bagaimana pula gerangan pengadilan akhirat akan digelar ? Berikut sekelumit gambaran tentang kejadian mengerikan itu:
Kelak, setiap manusia akan maju sendiri-sendiri di hadapan pengadilan Allah Yang Maha adil, untuk mempertanggungjawabkan ucapan dan perbuatannya. Tidak akan ditemani siapapun, walaupun ia orang terdekatnya sekalipun.
Setiap manusia pada pengadilan akhirat nanti, tidak akan bisa menyewa pengacara, tidak pula didampingi keluarga, sanak saudara ataupun siapapun jua. Tak satupun di antara mereka yang dapat menolong kita sebagaimana halnya saat hidup di dunia. Setiap kita akan maju sendiri-sendiri di hadapan pengadilan Allah yang Maha Adil, untuk mempertanggungjawabkan ucapan dan perbuatan kita.
Allah berfirman yang artinya: “Pada hari kiamat, setiap orang dari mereka akan datang kepada Allah sendiri-sendiri”. QS Maryam [19]: 95.
Saat itu, mulut kita akan dibungkam dan dikunci rapat. Jikalau pada pengadilan dunia, lisan kita bisa berbicara, bersilat lidah, berkelit atau bahkan bisa berdusta, maka pada pengadilan akhirat nanti mulut ini akan terdiam, kelu dan tak bisa berucap, kendati hanya sepatah kata. Sebaliknya, seluruh anggota tubuh kita dipersilahkan untuk bersaksi. Mata, telinga, tangan, kaki, bahkan kulit, semuanya berbicara membeberkan dan membuka apa yang pernah kita lakukan di dunia.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Yasin (36) : 65. Yang Artinya: “Pada hari ini, Kami kunci mulut-mulut mereka, dan yang akan berbicara adalah tangan-tangan mereka, dan yang akan bersaksi adalah kaki-kaki mereka terhadap apa yang mereka kerjakan (dulu di dunia)”.
Bahkan bumi tempat kita berpijak pun tidak ketinggalan untuk melaporkan kepada Allah jalla wa ‘ala tentang apa yang kita lakukan di atasnya. Diterangkan dalam surat Az-Zalzalah (99): 4-5 yang Artinya: “Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya. Karena sesungguhnya Rabbmu telah memerintahkan (yang demikian itu) padanya.”
Keadilan hari itu akan dijunjung tinggi dan timbangan akan ditegakkan dengan sangat akurat. Tidak ada yang dapat berkelit, menyogok ataupun merubah keputusannya. Karena yang bertindak sebagai hakim di padang mahsyar nanti adalah Allah subhanahu wa ta’alasendiri, Pencipta manusia dan alam semesta ini.
Tidak akan ada lagi sogok menyogok, beking membeking, ngeles mengeles, kongkalikong maupun pasal-pasal karet, yang dapat ditafsirkan semau sendiri. Semuanya tunduk dan bertekuk lutut dihadapan kekuasaan dan keperkasaan Allah.
Selihai apapun manusia mempermainkan hukum di dunia, dan walaupun mereka sering lepas dari pengadilan dunia, mereka tak akan pernah bisa melepaskan diri dari jeratan hukuman di pengadilan akhirat. Di dunia boleh saja mereka bisa terhindar dari sel penjara. Namun, di akhirat mustahil mereka bisa lari dari hukuman dan azab Allah ‘azza wa jalla.(ae4)