Sifat Qana’ah Menjaga Hati dari Keserakahan
HM. Nasron. HK--
Khatib: HM. Nasron. HK.
Disampaikan di : Masjid Jami' Babussalam, Jalan P.Natadirja KM.8 Kelurahan Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT
Mengawali khutbah Jumat ini, khatib mengajak kepada diri sendiri dan seluruh jamaah untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepadaAllah Swt dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Beribadah kepada Allah tersebut pada akhirnya menjadi sebuah bukti dari ketakwaan seorang hamba, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an yang artinya: "Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS Al-Baqarah: 21)
Sudah sepatutnya hanya Allah yang menjadi Tuhan bagi kita, karena dari Dialah segala anugerah dan nikmat dapat kita peroleh.
Pada lanjutan ayat di atas, Allah berfirman: yang Artinya, "(Dialah) yang menjadikan bagimu bumi (sebagai) hamparan dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untuk kamu. Oleh karena itu, janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui." (QS Al-Baqarah : 22)
Dengan berbagai nikmat yang telah dikaruniakan Allah kepada kita tersebut, sudah sepatutnya pula untuk senantiasa kita bersyukur. Bersyukur dengan berterimakasih dan memuji kepada Allah atas pemberian-Nya serta memanfaatkan nikmat tersebut di jalan kebaikan.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.
Syukur juga sangat terkait dengan sikap kita dalam menerima segala pemberian dari Allah. Terlebih, di zaman sekarang, yang banyak orang menilai pencapaian hidup dari pencapaian materi baik kekayaan, jabatan, dan lain sebagainya. Selain bersyukur, penting bagi kita untuk memiliki sifat qana’ah. Qana’ah adalah sikap menerima dan merasa cukup atas rezeki yang telah Allah berikan, tanpa disertai rasa iri terhadap apa yang dimiliki orang lain.
Sifat ini semestinya dimiliki oleh setiap muslim. Karena qana’ah membantu kita untuk hidup lebih tenang. Tidak berlebihan dalam mengejar dunia, serta lebih fokus pada rasa syukur dan ketaatan kepada Allah.
Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya, “Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, diberi kecukupan rezeki, dan diberikan qana’ah oleh Allah atas apa yang diberikan kepadanya. (HR Muslim)
Dengan memiliki sifat qana’ah, seseorang akan senantiasa merasa bersyukur atas pemberian nikmat dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Sebaliknya, bila seseorang tidak memiliki sifat qana’ah, maka ia akan selalu merasa tidak pernah cukup. Terlebih bila kemudian membandingkan pencapaiannya dengan orang lain.
Melihat tetangganya yang memiliki mobil baru, kemudian membandingkan dirinya yang baru punya motor atau mobil yang lama. Ada teman yang mendapat kenaikan jabatan, kemudian kita merasa bahwa pangkat dan jabatan kita masih kurang tinggi darinya, dan lain sebagainya.