Minggu, 24 Nov 2024
Network
Beranda
Berita Utama
Kota Bengkulu
Tausyiah
Opini
Teknologi
Kesehatan
Info Politik
Resep dan Kuliner
Daerah
Bengkulu Tengah
Bengkulu Selatan
Bengkulu Utara
Kaur
Kepahiang
Lebong
Mukomuko
Seluma
Pendidikan
Pariwisata
Network
Beranda
Tausyiah
Detail Artikel
Amanah Kepemimpinan
Reporter:
Adam
|
Editor:
Azmaliar Zaros
|
Kamis , 08 Feb 2024 - 22:07
Irham Hasymi, Lc. M.Pd--
amanah kepemimpinan khatib : irham hasymi, lc. m.pd dari : masjid raya baitul izzah, jalan raya pembangunan kelurahan padang harapan, kecamatan ratu agung kota bengkulu hadirin jamaah jumat rahimakumullah segala puji milik allah swt yang telah menciptakan alam dan seisinya. syukur kita sudah sepantasnya selalu terucap, karena banyak anugerah termasuk nikmat tak terhingga telah allah swt berikan kepada kita semuanya. terutama nikmat iman, islam, juga nikmat sehat dan sempat untuk beribadah kepada allah swt dan berbuat baik kepada sesama. shalawat dan salam marilah kita senantiasa haturkan kepada rasulullah muhammad saw. dan semoga juga mengalir kepada keluarganya, sahabatnya, tabiin, dan kepada kita semuanya. kelak di hari akhir kita tentu berharap menjadi umat yang memperoleh syafaat nabi muhammad saw. amin. tidak lupa khatib mengajak kepada hadirin semua, tak terkecuali kepada diri saya sendiri untuk selalu meningkatkan takwa kepada allah swt. ajakan ini bermakna bahwa kita harus terus berupaya sekuat tenaga untuk mendekatkan diri kepada allah swt dengan cara memacu semangat kita dalam beribadah. taat atas perintah-perintah-nya dan tunduk atas segala hal yang telah dilarang allah swt. dengan begitu, arti takwa benar-benar bermakna untuk kita, memiliki efek positif, berubah menjadi hamba lebih baik lagi. para jamaah jumat yang dirahmati allah swt. jabatan kepemimpinan dan kekuasaan dalam kehidupan manusia sering menjadi dambaan. kepemimpinan dan kekuasaan sering menjadi ajang rebutan banyak orang. segala daya upaya akan dilakukan untuk meraihnya, baik secara halal maupun dengan cara yang haram. bagi mereka yang tidak memahami beratnya risiko seorang pemimpin dalam islam maka menjadi pemimpin adalah sesuatu yang cukup menggiurkan. dengan menjadi seorang penguasa, siapapun akan mudah memenuhi tuntutan hawa nafsunya berupa kepopuleran, penghormatan dari orang lain, kedudukan atau status sosial yang tinggi di mata manusia. tidak mengherankan bila kemudian untuk mewujudkan ambisi tersebut, banyak cara- cara haram dilakukan, bahkan nyawapun bisa dijadikan tumbal demi memuaskan nafsu kekuasaannya. para jamaah yang dimuliakan allah swt, jauh-jauh hari rasulullah saw telah mengingatkan umatnya agar berhati-hati terhadap ambisi berkuasa ini. beliau bersabda yang artinya: “sungguh kalian akan berambisi terhadap kekuasaan, sementara kekuasaan itu berpotensi menjadi penyesalan dan kerugian pada hari kiamat.” (hr bukhari). rasulullah saw mengingatkan kaum muslim akan bahaya hubb ar-ri’âsah (cinta kekuasaan). apalagi jika kekuasaan itu ternyata diraih dengan jalan manipulasi dan rekayasa. diantara bahaya tersebut adalah bisa mendatangkan kerusakan pada agama para pelakunya. nabi saw. bersabda yang artinya: “dua ekor srigala yang dilepas kepada seekor domba tidak lebih berbahaya bagi domba itu dibandingkan dengan ketamakan seseorang terhadap harta dan kedudukan dalam merusak agamanya.” (hr at-tirmidzi) berkaitan dengan hadis diatas, ibnu rajab antara lain menjelaskan, “sabda nabi saw. ini mengisyaratkan bahwa tidak akan selamat agama seseorang jika dia tamak terhadap harta dan kedudukan dunia.” jamaah shalat jumat yang dirahmati allah swt, kekuasaan hakikatnya adalah amanah. amanah kekuasaan ini bisa menjadi beban pemangkunya di dunia, sekaligus bisa mendatangkan siksa bagi dirinya diakhirat. nabi saw. bersabda yang artinya: “kepemimpinan itu awalnya bisa mendatangkan cacian. kedua, bisa berubah menjadi penyesalan dan ketiga bisa mengundang azab dari allah pada hari kiamat; kecuali orang yang memimpin dengan kasih sayang dan adil.” (hr ath-thabarani) bahkan rasulullah mengingatkan kaum muslimin untuk tidak meminta-minta dan mengejar kepemimpinan sebagaimana pernah dia katakan dalam haditsnya yang artinya: abu sa’id ‘abdurrahman bin samurah berkata, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata padaku, “wahai abdurrahman bin samurah, janganlah engkau meminta kekuasaan karena sesungguhnya jika engkau diberi kekuasaan tanpa memintanya, engkau akan ditolong untuk menjalankannya. namun, jika engkau diberi kekuasaan karena memintanya, engkau akan dibebani dalam menjalankan kekuasaan tersebut.” (muttafaqun ‘alaih. hr. bukhari no. 7146 dan muslim no. 1652) jika larangan nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia ini tidak dilanggar, maka akan menghasilkan kemaslahatan yang sangat besar, baik bagi yang memimpin yaitu pejabat itu sendiri maupun yang dipimpin yaitu rakyat. karena dia akan selalu mendapat pertolongan dari rabbul ‘alamin dalam melaksanakan tugasnya. bentuk pertolongan dari allah azza wa jalla itu bermacam-macam. misalnya : beban yang berat menjadi terasa ringan, hal yang sulit menjadi mudah, kesempitan akan menjadi lapang, teguran, koreksi dan perbaikan dari kesalahan yang dia lakukan, sehingga dia tetap berada di jalan yang benar dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin, baik sebagai pemimpin tertinggi, wakil, sebagai menteri, sebagai gubernur dan seterusnya. dalam islam, kepemimpinan dan kekuasaan adalah sebuah amanah yang harus dipertangungjawabkan kepada manusia maupun allah swt. suatu amanah dapat dijalankan dengan baik, jika yang menerima amanah mendapatkannya dengan penuh kesadaran akan tugas dan tanggung jawab. hal ini sebagaimana pesan rasulullah saw kepada abu dzar, "wahai abu dzar, engkau adalah pribadi yang lemah, sedangkan kekuasaan itu adalah amanah, dan kekuasaan itu akan menjadi penyesalan dan kehinaan di hari akhirat, kecuali mereka yang dapat menjalankannya dengan baik.” (hr muslim). abu dzar adalah sahabat yang sangat rajin beribadah, tetapi rasulullah saw tidak memberikan apa pun jabatan kepemimpinan kepadanya. sebab, seorang pemimpin bukankah harus mempunyai keberanian dalam kepemimpinannya. sedangkan abu dzar walaupun rajin beribadah, tetapi lemah dalam sifat-sifat yang diperlukan bagi seorang pemimpin. seperti keberanian dan sebagainya. seorang pemimpin mempunyai syarat yang lebih dari seorang pekerja, pegawai, dan orang biasa. penerima amanah hendaknya menyadari kemampuan dirinya untuk memimpin. jadi untuk mendapatkan amanah itu bukan dengan nafsu, apalagi dirinya ada kelemahan yang fatal. keberanian saja tidaklah cukup dan yang paling penting bahwa "dirinya bersih" dari kesalahan yang sifatnya memperkaya diri maupun kelompoknya. di samping itu ada syarat yang harus yang dipenuhi, yaitu tidak mudah terpengaruh oleh hawa nafsu, baik nafsu dunia, nafsu kekayaan, nafsu kekuasaan, dan lainnya. sebab, jika seseorang mempunyai syarat kepemimpinan zahir, seperti keilmuan, keberanian, tetapi tidak mempunyai syarat batin, maka kepemimpinan tersebut akan dipakai untuk mencari nafsu keserakahan, baik nafsu kekayaan ataupun kekuasaan. oleh sebab itu, sejak dini, rasulullah saw mengantisipasi umatnya jangan sampai memilih pemimpin yang sejak awal sudah menunjukkan nafsu kekuasaan dalam dirinya. sebab, pemimpin yang dapat menjalankan tugas dengan baik adalah pemimpin yang mengambil kepemimpinan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, bukan mereka yang mendapatkannya dengan nafsu dan emosi. sikap kasih sayang pemimpin ditunjukkan dengan upayanya untuk selalu memudahkan urusan rakyat, menggembirakan mereka dan tidak menakut-nakuti mereka. sebagaimana telah dicontohkan rasulullah beserta para pemimpin islam yang takut dengan penyimpangan amanah. adapun sikap adil pemimpin ditunjukkan dengan kesungguhannya menegakkan amanah kepemimpinan di tengah rakyatnya berdasarkan arahan ilahi. sebabnya, tidak ada keadilan haqiqi kecuali bagi mereka yang benar-benar memahami kepemimpinan dengan segala aturan aturannya berdasarkan arahan sang pencipta yang menjadi raja dari segala raja. tanpa bimbingan ilahi maka, ia berpotensi menjadi penguasa yang zalim dan fasik. karena kekuasaan adalah amanah, nabi saw mengingatkan para pemangku jabatan dan kekuasaan agar tidak menipu dan menyusahkan rakyat. beliau bersabda yang artinya, “tidaklah seorang hamba—yang allah beri wewenang untuk mengatur rakyat—mati pada hari ia mati, sedangkan ia dalam kondisi menipu rakyatnya, melainkan allah mengharamkan surga bagi dirinya surga.” (hr bukhari). bahkan nabi saw mendoakan para pemimpin yang tidak amanah, yang menyusahkan umat, dengan doa yang buruk untuk mereka. “ya allah, siapa saja yang mengurusi urusan umatku, lantas ia membuat mereka susah, maka susahkanlah ia. siapa saja yang mengurusi urusan umatku, lantas ia mengasihi mereka, maka kasihilah ia.” (hr muslim). oleh karena itulah, kaum muslim diperintahkan oleh allah swt agar memberikan amanah—terutama amanah kekuasaan—kepada orang yang benar-benar layak. tentu layak berdasarkan kategori-kategori syariah. diantara bukti kelayakannya adalah memiliki sifat adil, yakni memberikan hak-hak yang dipimpinnya. allah swt berfirman yang artinya, “sungguh allah menyuruh kalian memberikan amanah kepada orang yang berhak menerima amanah tersebut, juga (menyuruh kalian) jika menetapkan hukum diantara manusia agar kalian berlaku adil.” (tqs an-nisa’ [4]: 58). para jamaah shalat jumat yang dimuliakan allah swt demikianlah sekilas khatib telah menyampaikan beberapa pesan terkait kepemimpinan dan kekuasaan dalam islam. maka bagi mereka yang sedang memegang atau akan menjalannya agar betul- betul memasang niat dan tujuan dan benar serta menyadari betul tentang hakikat kekuasaaan yang akan dia pertanggungjawabkan. kehidupan dunia tidaklah abadi, lihatlah pada kisah -kisah pemimpin-pemimpin besar terdahulu. pada akhirnya kekuasaan mereka berakhir baik karena habis masanya ataupun kematiannya. tidak ada lagi kemegahan, kewibawaan, kekuasaan yang bisa dinikmati melainkan pertanggung yang harus dijalani. ''setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggunjawabannya.'' (hr bukhari).
1
2
3
4
»
Tag
# khutbah jum'at
# khutbah jumat
# tausiyah
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi RADAR BENGKULU, JUMAT 9 FEBRUARI 2024
Berita Terkini
Toyota Fortuner Diesel vs Mitsubishi Pajero Sport Bensin: Mana yang Lebih Menguntungkan?
BISNIS
23 menit
Honda HR-V vs Toyota Fortuner: Mana yang Lebih Pas untuk Kebutuhan Harian?
Hiburan
25 menit
Jeep Wrangler vs Toyota Land Cruiser: Kendaraan Off-Road Tangguh untuk Medan Berat
Teknologi
28 menit
Toyota Sienna vs Honda Odyssey: Pilihan Mobil Keluarga dengan Fitur Kenyamanan dan Keamanan
Teknologi
33 menit
Toyota Prius vs Tesla Model 3: Mana yang Lebih Efisien dan Ramah Lingkungan?
Teknologi
35 menit
Berita Terpopuler
5 Rekomendasi Ponsel Mid-Range Terbaik dengan Performa Mewah di 2024
Teknologi
10 jam
Samsung Galaxy Trade-In vs Apple Trade-In: Mana yang Lebih Menguntungkan untuk Pengguna?
BISNIS
11 jam
Mau Menghilangkan Bulu Kaki? Gunakan 8 Cara Ini
Kesehatan
10 jam
Apa Itu Diet Karbo, Inilah Fakta yang Perlu Diketahui
Kesehatan
10 jam
Bagusnya Beli Mobil Jenis SUV vs MPV agar Lebih Nyaman untuk Keluar Kota? Simak nih
BISNIS
10 jam
Berita Pilihan
KPU Provinsi Bengkulu Pastikan Semua Tahapan Pilkada Terlaksana dengan Baik
Berita Utama
14 jam
Ini Jadwal Asesmen Nasional SD 2024 Terbaru
Hiburan
15 jam
Program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Segera Diberlakukan 2025
Pendidikan
15 jam
Penutupan Program Pelatihan Kapasitas Aparatur Desa
Berita Utama
1 hari
Kirim Sinyal, Apa Makna Pantun Pjs Bupati Mukomuko Saat Apel di Penghujung Masa Jabatan
Mukomuko
1 hari