Nilai-Nilai Kemuliaan Ibadah Haji

Yurlan Hamidi M.Pd.I--
Niat ikhlas karena Allah adalah fondasi dari ibadah haji. Tanpa keikhlasan, haji bisa menjadi perjalanan fisik belaka tanpa nilai ibadah yang sejati. Maka, penting bagi setiap muslim yang ingin berhaji untuk meluruskan niatnya hanya karena Allah semata.
2. Dilaksanakan sesuai tuntunan Nabi SAW sebagaimana sabdanya yang artinya :
"Ambillah dariku tata cara manasik kalian." (HR Muslim)
Melaksanakan haji sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW berarti menjadikan beliau sebagai pedoman dalam setiap aspek ibadah haji. Dengan mengikuti cara beliau, seorang muslim menunjukkan ketaatan yang sejati, menjaga kemurnian ibadah, dan berharap agar hajinya diterima oleh Allah dan menjadi haji mabrur.
3. Menjaga diri dari rafats, fusuq, dan jidal . Menjaga diri dari rafats, fusuq, dan jidal selama haji merupakan perintah langsung dari Allah untuk menjaga kesucian dan kekhusyukan ibadah haji. Ibadah haji bukan hanya sekadar menjalankan manasik, tapi juga latihan spiritual untuk menjadi manusia yang lebih sabar, bersih dari dosa, dan berakhlak mulia. Inilah jalan untuk meraih haji mabrur—haji yang diterima oleh Allah dan berdampak nyata dalam perubahan hidup.
Sebagaimana firman Allah yang artinya:
"Barangsiapa yang telah menetapkan niat haji, maka tidak boleh berkata kotor, berbuat maksiat, atau bertengkar." (QS Al-Baqarah: 197)
4. Meningkatkan amal shalih dan akhlak setelah haji
Ibadah haji bukan sekadar ibadah ritual semata, tapi harus berdampak pada kehidupan sehari-hari, penuh kepatuhan kepada Allah, dan menghasilkan perubahan hidup yang nyata setelah pulang dari tanah suci.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
"Barangsiapa berhaji, lalu tidak berkata kotor dan tidak berbuat dosa, maka ia pulang seperti saat ia dilahirkan oleh ibunya." (HR Bukhari dan Muslim)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Demikian khutbah yang dapat disampaikan, semoga dapat bermanfaat.