Makin Mudah, Diagnosis Kanker Sekarang Bisa Pakai AI

CEO PathGen Diagnostik Teknologi, Susanti, menjelaskan bahwa penggabungan teknologi AI milik Perthera dengan keahlian lokal PathGen akan mempercepat dan mempermudah penentuan pengobatan kanker sejak t--

RADAR BENGKULU, JAKARTA – Kabar menggembirakan datang dari dunia kesehatan!

PathGen dan perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, Perthera, menjalin kerja sama strategis untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam mendiagnosis penyakit kanker di Indonesia.

Seperti dikutip dari laman disway.id, teknologi ini tak hanya mampu mendeteksi sel kanker dengan akurat, tapi juga bisa membantu dokter memilih terapi paling efektif untuk tiap pasien.

CEO PathGen Diagnostik Teknologi, Susanti, menjelaskan bahwa penggabungan teknologi AI milik Perthera dengan keahlian lokal PathGen akan mempercepat dan mempermudah penentuan pengobatan kanker sejak tahap awal.

“Dengan teknologi ini, kita bukan hanya membantu tata laksana terapi kanker di Indonesia, tapi juga meningkatkan kapasitas riset dan inovasi dalam negeri,” ujarnya dalam penandatanganan MoU antara PathGen dan Perthera di Jakarta, Senin, 12 Mei 2025.

Ia juga menyampaikan bahwa berdasarkan hasil studi yang sudah dipublikasikan secara internasional, teknologi berbasis AI semacam ini bisa meningkatkan ketahanan hidup pasien kanker hingga 2,5 kali lipat. Tak hanya itu, biaya pengobatan pun bisa ditekan. Karena terapi yang diberikan sudah tepat sejak awal, maka pasien tidak perlu menjalani trial and error yang sering kali memakan biaya besar.

BACA JUGA:Dedi Mulyadi akan Buat Pergub Tentang Pendidikan Barak Militer

BACA JUGA:Prajurit TNI Dikerahkan untuk Amankan Kejari dan Kejati di Seluruh Indonesia

“Cost-nya bisa direduksi sampai 30 persen,” tambah Susanti.

Sementara itu Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, yang turut hadir dalam acara tersebut, menekankan bahwa kondisi kanker di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. “Kasus kanker terus naik. Begitu juga angka kematian setiap tahunnya,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia menyoroti kesulitan dokter dalam mengidentifikasi miliaran variasi data genom, protein, dan mikrobioma yang terkandung dalam tubuh manusia.

Karena itu, Budi menilai, teknologi AI sangat diperlukan untuk mendukung diagnosa yang cepat dan akurat. “Dokter biasa akan sangat kewalahan mengolah data sebanyak itu. Maka dari itu, kami dukung penuh pengembangan AI ini,” pungkasnya.

Dengan kolaborasi ini, harapan baru muncul untuk para pasien kanker di Indonesia. Diagnosis yang lebih cepat, terapi yang lebih tepat, serta biaya yang lebih hemat bisa segera menjadi kenyataan.(*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan