Mempertahankan Kemenangan dan Ketaatan kepada Allah SWT

Ilham Robbyansa--
Khatib : Ilham Robbyansa
Disampaikan di : Masjid Besar Al-Amin, Jalan RE Martadinata Kelurahan Kandang Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Bagaimana supaya kemenangan dan ketaatan tetap kita raih, mari kita Simak Q.S At-Taubah:20: “Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka lebih agung derajatnya di hadapan Allah. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S At-Taubah:20).
Ayat tersebut menunjukkan ada tiga hal perlu kita laksanakan untuk mempertahankan kemenangan yaitu:
1. Meningkatkan iman.
Iman yang bagaimana yang akan mempertahankan kemenangan dan ketenangan yang telah kita raih? Tentu iman yang dikehendaki oleh Allah dan Rasulul-Nya, menurut keyakinan kita sebagai ahlu sunnah, bahwa iman itu:” iman itu adalah dibenarkan dalam hati, di ikrarkan dengan lisan dan diamalkan dalam perbuatan”.
Maka jelaslah bagi kita bahwa iman yang dapat mempertahankan ketenangan dan kemenangan adalah iman yang diamalkan dalam perbuatan sehari-hari, bukan iman yang hanya menghiasi bibir saja.
2. Orang yang berhijrah.
Hijrah yang dimaksud bukanlah secara fisik. Melainkan hijrah secara rohani. Yaitu : Pertama Hijrah mental. Hijrah mental adalah hijrah nafsu. Antara lain :
1. Nafsu amarah, yaitu nafsu yang selalu cenderung kepada perbuatan yang tidak diridhai oleh Allah SWT. Selalu berbuat tidak benar, baik terhadap Allah maupun terhadap sesama manusia. Seperti selalu menebarkan berita yang penuh dengan kebohongan dan kebencian (hoax). Nafsu-nafsu seperti ini yang harus kita hijrahkan dalam rangka mempertahan ketengan dan kemenangan dihadapan Allah SWT.
2. Nafsu lawwamah, yaitu nafsu yang cenderung memulai menyesali perbuatan buruknya. Dia sering merenung dan mengkritik semua perbuatannya yang keliru. Selanjutnya dia berusaha agar perbuatan buruk yang telah dilakukan tidak terulang lagi, sehingga ia berusaha untuk melakukan perbuatan yang diridhai oleh Allah, nafsu ini sudah baik tapi belum dikatakan berjiwa mulia.
3. Nafsu muth’mainnah. Yaitu nafsu yang sangat diridhai oleh Allah SWT. Karena orang yang sudah mempunyai nafsu ini dia akan selalu membersihkan hati, mensucikan jiwa, menebarkan kedamaian, ketenangan dan keselamatan di muka bumi ini.
Oleh karena itu, jika diakhir Ramadhan ini kita sudah mampu menghijrahkan nafsu kita kepada nafsu muth’mainnah, maka In shaa Allah kita akan menjadi orang-orang yang dipanggil Allah.
Seperti dijelaskan dalam Al-qur’an surah Al-Fajr ayat 27-30 yang artinya: ''Hai jiwa yang tenang Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,. masuklah ke dalam syurga-Ku.''