Pengerukan Pelabuhan Pulau Baai Terkendala keterbatasan Alat

Pengerukan Pelabuhan Pulau Baai Terkendala keterbatasan Alat--
RADAR BENGKULU - Kegiatan pengerukan darurat alur Pulau Baai yang dilakukan oleh Pelindo Regional 2 Bengkulu hingga kini masih menunjukkan progres yang lambat, meskipun upaya maksimal telah dilakukan.
Manager Komersial dan Kepatuhan Pelindo, Doddy Setiawan menyampaikan bahwa pihaknya terus berusaha maksimal meski terbatas oleh alat yang ada. Namun, pernyataan ini semakin menunjukkan betapa ketinggalan dan kurangnya perencanaan yang matang dalam menangani masalah besar ini.
"Kalau berbicara target, ingat yang kita lawan adalah alam, sedimentasi per harinya itu 2000 draft, Pelindo fokus peralatan yang ada itu bisa maksimal," ujar Doddy.
Terlepas dari keterbatasan alat yang digunakan, semestinya ada antisipasi yang lebih baik terhadap kondisi alam yang memang tak bisa dikendalikan sepenuhnya.
BACA JUGA:Tujuh Pejabat Eksternal Berebut Jadi Pejabat Strategis di Pemprov Bengkulu
BACA JUGA:Kolaborasi Bangkitkan UMKM, Pemprov dan Pemkot Bengkulu Terbitkan NIB Gratis
Masalah sedimentasi yang terus menerus menambah kedangkalan alur pelabuhan seharusnya sudah diprediksi sejak lama, mengingat pentingnya Pelabuhan Pulau Baai sebagai salah satu pintu gerbang logistik dan transportasi di Bengkulu.
Hingga saat ini, pengerukan dilakukan dengan peralatan yang sederhana, seperti beberapa excavator dan kapal penghisap berukuran kecil.
Doddy menambahkan bahwa kapal pengeruk yang lebih besar dan lebih efisien akan tiba dalam waktu dekat, yang seharusnya bisa memberikan dampak signifikan dalam memperbaiki kondisi alur pelabuhan.
"Alat pendukung lainnya, in shaa Allah tiba di Bengkulu minggu ini," katanya.
Namun, permasalahan utama yang dihadapi adalah kondisi alur yang masih dangkal, hanya sekitar 2 meter, sementara kapal yang berlabuh memerlukan kedalaman antara 2,5 hingga 4 meter.
“Karena adanya badai, jadi pasir yang sudah dikeruk kembali lagi dasar dan menjadi dangkal kembali,” jelas Doddy.
Hal ini menambah beban bagi Pelindo, yang seharusnya sudah mempersiapkan strategi yang lebih efektif dalam mengatasi fluktuasi kondisi alam, terutama badai yang bisa memengaruhi sedimentasi.
Sebagai bagian dari upaya darurat ini, Pelindo menargetkan pengerukan dengan kedalaman 3 meter dan lebar 60 meter. Namun, target yang disampaikan oleh Doddy terkesan optimistis, bahkan cenderung memaksakan harapan tanpa didukung oleh pencapaian konkrit.