Efisiensi, Hampir Rp 1 Triliun Anggaran Provinsi Dipangkas

Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan--
RADAR BENGKULU – Gubernur Bengkulu, H. Helmi Hasan berhasil menghemat anggaran daerah hampir Rp 1 triliun melalui kebijakan efisiensi yang digulirkannya.
Angka tersebut merupakan pencapaian signifikan. Ini mengingat total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Bengkulu tahun 2025 hanya sebesar Rp 2,9 triliun.
Kebijakan penghematan ini sejalan dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025. Sekaligus, memperkuat visi-misi Helmi Hasan sebagai gubernur terpilih.
"Efisiensi terkumpul hampir Rp 1 triliun. Bayangkan, APBD kita selama ini banyak yang terbuang percuma, sehingga jalan-jalan rusak, rumah sakit tak kunjung dibangun, dan sekolah-sekolah terbengkalai," tegas Helmi.
Sebelum kebijakan efisiensi digulirkan, anggaran infrastruktur jalan di kabupaten/kota hanya berkisar Rp 10 miliar. Kini, setelah dilakukan penghematan, alokasi dana untuk sektor tersebut melesat hingga Rp 600 miliar.
BACA JUGA:Tiga Ribu Pencaker Serbu Job Fair Merah Putih, 30 Persen Sudah Bekerja
BACA JUGA:Pengerukan Pulau Baai Dilanjutkan, Pelindo Tak Lagi Terkendala Regulas
"Berkat efisiensi, kita bisa mengalokasikan Rp 600 miliar lebih untuk infrastruktur. Belum lagi penghematan di Rumah Sakit M. Yunus sebesar Rp 60 miliar dan sektor lainnya."
Dana sebesar Rp 1 triliun ini diharapkan menjadi angin segar bagi program-program prioritas. Terutama pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus tahun ini.
Tak hanya infrastruktur jalan, anggaran pendidikan juga mendapat perhatian serius. Gubernur Helmi Hasan menegaskan, seluruh sekolah di Bengkulu akan menerima alokasi dana APBD untuk perbaikan sarana-prasarana.
"Mulai dari pagar, WC, hingga fasilitas lainnya akan kita benahi. Kami sudah sepakat, tidak boleh ada lagi pungutan liar di sekolah. Semua kebutuhan harus dipenuhi melalui APBD."
Langkah ini disambut positif oleh para kepala sekolah dan orang tua murid yang selama ini kerap terbebani dengan biaya sumbangan pendidikan.
Helmi Hasan menegaskan, penghematan anggaran bukan berarti memotong program, melainkan mengalokasikan dana secara lebih tepat sasaran.
"Dana yang selama ini mengendap atau kurang efektif, sekarang dialihkan ke hal-hal yang langsung menyentuh kebutuhan rakyat."