Dosen Geologi UGM Tolak Kampus Kelola Tambang, Lucas Donny Setijadji: Hati-hati dengan RUU Minerba

RUU Minerba yang membuka peluang bagi perguruan tinggi mengelola tambang.--
RADAR BENGKULU - Dosen Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Eng. Ir. Lucas Donny Setijadji menanggapi pengusulan RUU Minerba yang membuka peluang bagi perguruan tinggi mengelola tambang.
Pada Pasal 51A ayat (1) menyebut bahwa Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dapat diberikan kepada perguruan tinggi dengan cara prioritas.
Donny mengaku cukup terkejut adanya usulan tersebut pada RUU Minerba.
Pasalnya, perguruan tinggi memiliki peran mencetak SDM berkualitas, bukannya mengurusi pertambangan seperti perusahaan pada umumnya.
"Saya pribadi sebetulnya menolak atau tidak setuju dengan keinginan peemerintah dan DPR agar perguruan tinggi memiliki hak untuk mendapatkan pengelolaan pertambangan," ujar Donny dalam keterangannya, dikutip 1 Februari 2025.
BACA JUGA:Rincian Penyaluran Saldo Dana Bansos KJP Plus 2025, Segini Duit Bulanan yang Cair
BACA JUGA:Langkah Pengaduan Saldo Dana Bansos PIP 2025 Jika Disunat, Pencairan Harus Transparan
Menurutnya, kampus harus berhati-hati dalam memposisikan diri terhadap situasi ini dan selalu menyikapinya dengan jernih.
Terlebih, universitas merupakan institusi pendidikan tinggi yang seyogyanya berperan dalam menyiapkan sumber daya manusia.
Kendati seandainya diputuskan izin tambang akhirnya dimandatkan ke kampus, Donny mengingatkan sejumlah hal yang perlu diperhatikan.
"Beberapa hal perlu ditindaklanjuti oleh masing-masing perguruan tinggi yang ditunjuk adalah menggunakan kesempatan ini untuk berpartisipasi lebih aktif dalam konteks membantu, merealisasikan, atau mencoba mendukung agenda pemerintah seperti program hilirisasi," paparnya.
Adapun terkait hilirisasi tambang, Donny yang merupakan ahli di bidang eksplorasi sumber daya mineral tersebut menilai bahwa Indonesia saat ini perlu melakukan kegiatan penemuan mineral-mineral baru.
Beberapa di antaranya seperti litium, logam tanah jarang, dan grafit sehingga diharapkan bisa mendukung akselerasi hilirisasi.
"Sayangnya, logam-logam ini belum ditemukan di Indonesia," tambahnya.