Isra' Mikraj Perspektif Tasawuf

Dr. H. Rozian Karnedi, M.Ag-Adam-

“sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syam{91}: 9-10.  Lihat juga Q.S. 87: 14).

Allah adalah immateri (bukan materi), maka yang bisa dekat dengan Allah adalah immateri manusia, yakni ruh.  Ruh yang suci akan kembali kepada Allah yang suci.

2. Untuk Memperoleh Ketenangan maka Perlu bertemu dengan Allah

Nabi Muhammad Israk dan Mikraj pada tahun duka cita (‘ammul Huzni). Karena, tahun tersebut Nabi sangat terpukul  keimanannya karena meninggalnya dua  orang yang penting dan berjasa dalam mendukung dakwahnya. Untuk memberikan ketenangan dan ketenteraman  Rasul-NYA, maka Nabi Muhammad dijemput oleh Allah untuk bertemu dengan-NYA (israk mikraj). Karena pertemuan dengan Allah merupakan kenikmatan dan kelezatan yang luar biasa.  

Karena itu, jika manusia ingin menmperoleh ketenangan, maka hendaklah ia bertemu dengan Allah. Manusia perlu beribadah, yakni  bertemu  dan melaporkan permaslahannya kepada Allah.

Shalat yang berkualitas akan memberikan ketenangan dan ketenteraman batin bagi pelakunya.  Firman Allah yang artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

3. Shalat Merupakan Mediasi Untuk dekat dengan Allah

Shalat merupakan washilah bagi orang beriman untuk berhubungan, bertaqarrub atau conect dengan Allah SWT. Ketika  seseorang memulai  aktivitas pertama dalam shalat yakni berniat, maka pada hakikatnya ia mikraj atau terbang menuju Allah,  tabdil atau berpindah alam dari alam nasut (kemanusiaan/duniawiy) menuju alam lahut (alam Tuhan/Allah), ketika sesorang shalat fisik atau jasadnya boleh  berada di  masjid atau dirumah tetapi rohaninya (hatinya) harus berada di alam Allah atau mikraj menuju Allah.  

Inilah ungkapan para ulama: Ashahalatu Mi’rajul Mukminin ( Shalat adalah Mi’rajnya orang beriman menunju Allah).

4. Waktu yang paling baik untuk dekat kepada Allah dalam malam hari

Allah mengisrakkan dan memikrajkan  Nabi Muhammad pada malam hari  tanggal 27 Rajab tahun ke 10 dari Kenabian.  Israk mikraj tersebut dilakukan  malam hari ketika orang lain sedang nyenyak  tidur.  

Hal ini menimbulkan pertanyaan,  mengapa  israk dan mikraj tersebut dilaksanakan pada malam hari, kenapa tidak dilakukan siang hari (naharan). Hal ini mengisyaratkan bahwa  waktu yang paling baik untuk bertemu dengan Allah adalah malam hari dengan melakukan shalat, tafakur dzkkir dan lain-lain.

Ibadah pada malam hari  antara lain shalat tahajjud merupakan cara tercepat berkomunikasi dengan Allah.

Sebagaimana firman Allah yang artinya:  

“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. ( QS. Toha {17 } : 79). Lihat juga QS. 3;17/Q.S.51:18).”

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan