Gaza Rock
Dahlan Iskan--
Tiga nama menguasai dunia berita tiga bulan terakhir: Israel, Gaza, Indonesia.
"Nama Indonesia selalu disebut karena ada rumah sakit kami, RS Indonesia, di Gaza," ujar dokter Sarbini Abdul Murad, ketua presidium MER-C.
Waktu muncul gagasan membangun RS di Gaza itu sebenarnya belum tahu dari mana uangnya. Begitulah umumnya masjid dibangun. Di mana-mana. Juga di kampung Anda.
Tapi begitu gagasan diumumkan tidak bisa mundur lagi. Harus ada yang ke Gaza. Harus tahu di mana RS akan dibangun.
Maka dokter Ben –panggilan sehari-hari dokter Sarbini– ke sana.
Ia berbekal surat rekomendasi dari Prof Dr Siti Fadillah Supari, menteri kesehatan saat itu. Dokter Ben punya gambaran, dengan surat itu bisa mudah bertemu menteri kesehatan di sana.
Tidak mudah. Nama MER-C belum dikenal. Ditambah pemerintahan Palestina sendiri belum stabil. Faksi-faksi di Palestina sering bergesekan.
Dokter Ben tidak bisa bertemu siapa-siapa. Tapi ia bertemu banyak orang non pemerintah.
BACA JUGA:Ini Dia Hasil Seleksi Pemilihan Putra Putri Kampus Bengkulu 2024
BACA JUGA:1 Jenis Pajak Daerah Mukomuko Realisasinya 1.804 %, Belasan Kali Lipat dari Target
BACA JUGA:Warga Apresiasi Program Sapa Warga
Setidaknya dr Ben sudah tahu Gaza. Tahu medan.
Pulang dari Gaza gagasan membangun rumah sakit kian kuat. Dikirim lagi delegasi MER-C ke sana. Juga berbekal surat Menkes Siti Fadilla. Beliau memang dekat dengan kalangan aktivis muda Islam.