DPRD Provinsi Bengkulu Sahkan APBD 2025, Defisit Rp 76 Miliar Menanti Solusi
Rapat paripurna DPRD Provinsi Bengkulu-Windi/RADAR BENGKULU-
“Gubernur terpilih, Helmi Hasan, telah meminta agar anggaran untuk program 100 hari kerja disiapkan dengan baik, sehingga program dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat,” kata Edwar.
Program 100 hari kerja dianggap sebagai langkah awal untuk merealisasikan visi dan misi gubernur baru. Pengadaan ambulans, misalnya, diharapkan mampu meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil. Sementara itu, pembangunan infrastruktur menjadi prioritas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan.
“Pemerintah provinsi harus memastikan bahwa anggaran yang dialokasikan untuk program-program ini benar-benar efektif dan tepat sasaran,” tambahnya.
Meski telah disahkan, realisasi APBD 2025 diprediksi menghadapi tantangan, terutama terkait efisiensi penggunaan anggaran dan pengelolaan defisit. DPRD Bengkulu mengingatkan pemerintah provinsi untuk mengelola anggaran dengan transparan dan akuntabel, mengingat tingginya harapan masyarakat terhadap keberhasilan program-program pembangunan.
BACA JUGA:Paslon DISUKA Sampaikan Terima Kasih dan Komitmen untuk Pilkada Sehat
BACA JUGA:Ini Dia Besaran Dana Bansos PKH yang Diterima Siswa SD, SMP, SMA
Edwar menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan DPRD dalam memastikan implementasi APBD berjalan sesuai rencana.
“Kami akan terus melakukan pengawasan agar setiap rupiah yang dikeluarkan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Bengkulu,” ujarnya.
Selain itu, Edwar mengingatkan bahwa pengelolaan anggaran yang cermat menjadi kunci untuk menghadapi potensi dinamika ekonomi di tahun 2025. Dengan memprioritaskan program yang bersifat strategis dan mendesak, pemerintah provinsi diharapkan mampu menjaga stabilitas fiskal sekaligus mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Dalam kesempatan yang sama, DPRD juga menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam proses penganggaran. Menurut Edwar, keterlibatan masyarakat akan membantu menciptakan kebijakan yang lebih inklusif dan sesuai kebutuhan.
“Pengelolaan anggaran tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi juga melibatkan masyarakat sebagai pengawas dan penerima manfaat utama,” tegas Edwar.