Khutbah Jumat: Pentingnya Teladan Kehidupan
H. Abdul Qohar Ismail, MHI--
Dari 124.000 nabi dan rasul pilihan Allah SWT yang diutus untuk memberikan keteladanan dalam kehidupan ini, dipilih lagi sebanyak 25 Nabi dan Rasul. Kemudian dipilih lagi menjadi tinggal sebanyak 5 orang Nabi dan Rasul yang kita ketahui terkumpul dalam sebutan Ulul Azmi (Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad). Kemudian di pilih lagi yang terbaik menjadi 2 orang Nabi yaitu Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad.
BACA JUGA:Khutbah Jumat: Tiga Ciri Hamba yang Dikehendaki Baik Oleh Allah SWT
BACA JUGA:Khutbah Jumat: Mengapa Ada Ujian dalam Kehidupan?
Kalau diatanya siapa manusia terbaik yang Allah jadikan teladan dalam kehidupan ini adalah 2 orang. Yaitu Nabi Muhammad khoirul anam, imamul ambiya wal mursalin dan Nabi Ibrahim A.S. Kepada Nabi Ibrahim disenangi oleh yahudi maupun nasrani. Nabi Ibrahim diklaim kaum Yahudi dan Nasrani sebagai nabinya, tapi Allah menepisnya dengan firman-Nya Surat Ali Imran ayat 67 yang artinya:
''Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang lurus, Muslim dan dia tidaklah termasuk orang-orang musyrik.''
Nabi Ibrahim dipuji Allah SWT dalam surat An Nisa ayat 125 yang artinya:
''Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan(-Nya).''
Nabi Ibrahim Kholilullah sedangkan Nabi Muhammad adalah Habibullah. Saking baiknya Nabi Muhammad dan Nabi Ibrahim ini, kita selalu sebut dalam setiap shalat. Kita baca Shalawat Ibrahiim dalam tahiyyat akhir disetiap shalat, kalau bukan orang baik tidak akan disebutkan dalam setiap shalat:
Dan ternyata apapun yang diujikan kepada Nabi Ibrahim, ternyata Nabi Ibrahim lulus dan bisa menyelesaikannya dengan baik.
Sebagaimana dalam Firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah 124 yang artinya:
(Ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “(Aku mohon juga) dari sebagian keturunanku.” Allah berfirman, “(Doamu Aku kabulkan, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.”
Kalimat kalimat itu dijelaskan dalam kitab kitab tafsir artinya adalah haji, qur'ban, khitan dan keluarga Sejahtera. Orang ingin meneladani Ibrahim dengan beberapa ibadah yaitu haji, qurban, kitan, keluarga bahagia dan anak yang shaleh, tidak bisa terlepas dari merujuk apa yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim a.s. Beliau Nabi Ibrahim dijuluki Abul Anbiya wal Mursalin. Sehingga kisah-kisah nabi Ibrahim menjadi pelajaran dan teladan dalam kehidupan kita.
Sebagaimana firman Allah Swt dalam Surat Yusuf ayat 111 yang artinya:
''Sungguh, pada kisah mereka benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal sehat. (Al-Qur’an) bukanlah cerita yang dibuat-buat, melainkan merupakan pembenar (kitab-kitab) yang sebelumnya, memerinci segala sesuatu, sebagai petunjuk, dan rahmat bagi kaum yang beriman.''
Kita mengetahui kisah kisah itu semua adalah dari al-Qu'anul karim yang merupakan kitab suci yang diturun kepada nabi kita Muhammad SAW dan Nabi Muhammad SAW sisilahnya adalah sambung sampai kepada Nabi Ibrahim as melalui garis keturunan Nabi Ismail as.