DP3APPKB Provinsi Bengkulu Gelar Bimtek Anggaran Responsif Gender 2024
DP3APPKB Provinsi Bengkulu Gelar Bimtek-Naura Qristina-
“Pada dasarnya, setiap OPD sebenarnya sudah memiliki komponen anggaran yang responsif gender. Seperti pembangunan fasilitas umum yang memisahkan fasilitas bagi laki-laki dan perempuan, seperti WC terpisah. Namun, kadang-kadang pemahaman untuk mengidentifikasi kebutuhan responsif gender dalam kegiatan lain masih perlu diperjelas,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Eri menjelaskan bahwa tujuan dari ARG ini bukan untuk menyeragamkan seluruh kebijakan, melainkan untuk menciptakan keadilan dalam akses bagi semua pihak.
“Ketimpangan gender seringkali terjadi karena perbedaan pemahaman dan kurangnya perhatian terhadap kebutuhan gender dalam anggaran. Misalnya, pakaian olahraga untuk perempuan biasanya memiliki desain berbeda yang perlu diperhatikan dalam anggaran pengadaan seragam. Jadi, melalui Bimtek ini, kami ingin memastikan seluruh OPD mampu menerapkan ARG dengan tepat, sehingga tidak ada yang tertinggal,” jelas Eri.
BACA JUGA:Pendaftaran PPPK Tahap II di Bengkulu Segera Dibuka, Hanya Kategori Tertentu yang Dapat Mengikuti
BACA JUGA:Kendaraan Dinas Pemkab Bengkulu Selatan Nunggak Pajak Ratusan Juta
Bimtek ini juga diisi dengan pemaparan dari Dr. Jon Hendri Nurdan, M.Kes, yang menyampaikan materi bertajuk “Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender.”
Dalam pemaparannya, Dr. Jon Hendri menjelaskan bahwa ARG adalah pendekatan perencanaan dan penganggaran yang mempertimbangkan perbedaan pengalaman, aspirasi, dan kebutuhan antara laki-laki dan perempuan.
Hal ini juga mencakup kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, penyandang disabilitas, dan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.
“Dalam setiap tahap penyusunan anggaran, kita harus menjawab kebutuhan dan permasalahan gender di setiap sektor. Dengan begitu, kita bisa mengatasi kesenjangan akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat yang sering kali dihadapi oleh kelompok rentan, terutama perempuan,” paparnya.
Dr. Jon Hendri menambahkan bahwa ARG bukan sekadar pendekatan teknis, tetapi juga wujud nyata dari upaya pemerintah untuk menciptakan pembangunan yang adil dan inklusif.
Melalui ARG, diharapkan bahwa setiap kebijakan dan program yang dibuat dapat memberikan manfaat yang sama bagi setiap warga, terlepas dari jenis kelamin atau kondisi sosial-ekonominya.
BACA JUGA:Jelang Libur Nataru 2024, Kondisi Kendaraan Dicek untuk Jamin Keselamatan Penumpang
BACA JUGA:Perkuat Tata Kelola BUMD, BLUD, dan BUMDes untuk Membangun Daerah
Acara Bimtek ini juga dirancang sebagai ajang diskusi interaktif. Dimana para peserta diberi kesempatan untuk berdiskusi tentang tantangan dalam penerapan ARG di lapangan.
Beberapa peserta menyampaikan tantangan yang mereka hadapi dalam mengintegrasikan konsep ARG ke dalam anggaran OPD masing-masing, terutama dalam hal pengalokasian dana yang spesifik untuk kebutuhan gender yang seringkali tidak disebutkan secara eksplisit.