“Nah, adonannya kemudian diisi biji wijen, dibentuk dan dilubangi bagian tengahnya sebelum digoreng,” jelas Ni Nyoman Susantini.
Setiap harinya Ni Nyoman Susantini mampu memproduksi kue bolong sebanyak 15 hingga 20 kg, tergantung banyaknya pesanan dan acara pesta.
Satu bungkus Kue Bolong isi 6 potong dibanderol dengan harga Rp 6.000, namun Kue Bolong Sari Inten juga menerima pesanan custom berdasarkan kebutuhan pelanggan sehingga menjadi pilihan yang fleksibel bagi konsumen.
Meski sukses luar biasa, perjalanan Ni Nyoman Susantini tak selamanya mulus.
“Tantangan terbesar yang kami hadapi biasanya terjadi pada saat hari libur karena kurangnya tenaga kerja. Pesanan sering meningkat dan kami sering harus lembur,” ujarnya jujur.
Selain itu, fluktuasi harga dan ketersediaan bahan baku juga menjadi kendala.
Terkadang harga bahan baku yang diperlukan meningkat atau bahkan menjadi langka sehingga menyebabkan kesulitan dalam proses produksi.
Meski demikian, semangat Ni Nyoman Susantini untuk terus mengembangkan kegiatan ini tidak pernah goyah.