Selain laporan bulanan, BPS Bengkulu juga mencatat inflasi year-on-year (y-on-y) untuk Provinsi Bengkulu pada bulan Oktober 2024 yang mencapai 1,34 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,39.
Inflasi tahunan ini dipicu oleh kenaikan harga di sejumlah kelompok pengeluaran, yang mencerminkan adanya pergeseran harga dalam rentang waktu satu tahun.
Kelompok pengeluaran yang menjadi penyumbang terbesar inflasi y-on-y antara lain makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,28 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,18 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,77 persen; serta kelompok perlengkapan rumah tangga sebesar 0,16 persen. Kelompok kesehatan mencatat inflasi tertinggi dengan kenaikan 2,24 persen. Kemudian, diikuti oleh kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya yang mencatat inflasi 3,11 persen, dan kelompok pendidikan sebesar 1,91 persen.
BACA JUGA:Setiap Hari, Puluhan Warga Kota Tercover BPJS Gratis
BACA JUGA:Teknologi Autopilot dan Pengisian Daya Cepat di Mobil Listrik Terbaru: Mengubah Cara Kita Berkendara
Tak hanya itu, kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran turut berkontribusi dengan inflasi sebesar 2,54 persen.
Sementara kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mencatat kenaikan yang signifikan hingga 6,55 persen. Satu-satunya kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, yang tercatat turun sebesar 0,70 persen.
Dengan tren deflasi yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir, Win Rizal berharap inflasi di Bengkulu dapat terus ditekan atau setidaknya meningkat dalam batas yang wajar.
“Dalam lima bulan terakhir, kita masih berada dalam tren deflasi meski angkanya sudah sangat tipis. Kita lihat apakah bulan depan tetap bertahan atau mulai bergerak ke inflasi. Jika bergerak ke inflasi, kami prediksi kenaikannya masih dalam batas aman,” ujar Win Rizal.