RADAR BENGKULU - Pedagang ayam ini telah menjalankan usaha berjualan ayam selama hampir lima tahun. Berawal dari keinginan untuk membangun usaha mandiri, ia memilih berjualan ayam karena yakin bahwa dari usaha ini, keluarga bisa mendapatkan penghasilan yang cukup.
Awalnya, usaha ini dimulai oleh keluarga besar, namun seiring berjalannya waktu, usaha ini dilanjutkan oleh dirinya.
Namun, kenaikan harga ayam baru-baru ini menjadi tantangan besar. Harga yang semula berkisar Rp 25.000 per kilogram kini melonjak hingga Rp 35.000 – Rp 40.000 per kilogram.
Hal ini berdampak pada menurunnya penjualan karena banyak pelanggan yang merasa tidak puas dengan harga yang semakin tinggi. Kenaikan harga ini, dipengaruhi oleh pasokan ayam yang menurun, karena banyaknya stok yang disiapkan untuk menyambut tahun baru nanti.
BACA JUGA:Penetapan Alur Pulau Baai Bengkulu Tunggu Hasil Rapat Konsinyering di Kementerian
BACA JUGA:Dani Hamdani-Sukatno Janji Kaji Ulang Kebijakan Pemotongan Gaji ASN untuk Zakat
“ Saya berharap pemerintah atau pihak terkait dapat lebih mendukung usaha pedagang ayam seperti dirinya, '' ujar Revo, salah seorang pedagang Ayam, saat di temui RADAR BENGKULU, di pasar Panorama, Kamis, 31 Oktober 2024.
Ia menginginkan harga ayam yang lebih stabil, sehingga tidak hanya penjual, namun juga pembeli, merasa lebih diuntungkan.
''Kalau harga bisa distabilkan, orang jadi lebih mudah membeli, dan kami juga bisa menjual dengan harga yang terjangkau,” ujar Revo.
Dalam upayanya menarik pelanggan, pedagang ayam memiliki prinsip untuk selalu memberikan kualitas terbaik. Meski harga yang ditawarkan mungkin sedikit lebih tinggi dibandingkan pedagang lain, ia menjamin timbangan yang akurat, potongan yang rapi, dan kondisi ayam yang bersih.
Menurutnya, pelayanan maksimal ini adalah kunci agar pelanggan akan kembali membeli jualanya lagi.