Kemajuan teknologi dalam proses penyuntingan, teknik videografi, bakat penata rias, dan semangat para aktor dan aktris dapat membuat cerita fiksi menjadi tampak nyata.
Oleh karena itu, pemirsa dapat merasa nyaman karena mereka cukup menikmati produksi video ini dari kenyamanan sofa mereka.
“Dalam pandangan psikologis, penonton film bernuansa sadis umumnya mencari rasa adrenalin yang bercampur dengan rasa kaget dan takut saat menonton film horor.
Dalam beberapa kasus, rasa takut yang muncul saat menonton film horor memicu sistem 'fight or flight' tubuh, dan respons ini menghasilkan hormon dopamin dan endorfin,” katanya.
Hormon dopamin bertanggung jawab untuk memunculkan rasa senang pada manusia. Sedangkan endorfin, biasanya membuat kita tenang.
Ketika hormon-hormon ini muncul, mereka dapat menjadi alat terapi bagi sebagian orang, terutama yang berhubungan dengan gejala trauma atau gangguan kecemasan.
Galang mengakui bahwa menonton film jenis ini juga dapat melatih otak manusia untuk merencanakan dan mengatasi situasi yang sama. Karena alasan inilah orang dapat menikmati beberapa film sebagai hiburan.
Psikolog yang bekerja di Rumah Sakit Bangli juga menyatakan bahwa menonton film dapat menjadi salah satu bentuk ekspresi diri yang ingin dilakukan oleh individu namun dihalangi oleh norma-norma sosial dan sanksi hukum yang berlaku.
Tidak sedikit individu yang memiliki pemikiran bahwa mereka ingin melakukan kekerasan pada seseorang, mengekspresikan perasaan mereka, namun tidak mampu melakukannya, sehingga mereka senang jika ada orang lain yang melakukannya, meskipun itu dalam sebuah film.