RADAR BENGKULU - Pelabuhan Pulau Baai di Kota Bengkulu yang dikenal sebagai pintu utama lalu lintas angkutan laut kawasan provinsi Bengkulu, saat ini menghadapi masalah serius.
Rencana pengerukan alur pelabuhan yang seharusnya bisa meningkatkan kapasitas dan efisiensi bongkar muat, hingga kini belum terealisasi.
Proyek pengerukan ini, yang diharapkan mampu mengoptimalkan fungsi pelabuhan, terhambat oleh perbedaan estimasi anggaran antara pihak Pelindo dan perusahaan swasta yang terlibat.
Ketua Asosiasi Pertambangan Batu bara Bengkulu (APBB), Sutarman mengungkapkan, proses pengerukan alur pelabuhan masih berada dalam tahap pembahasan.
"Sejauh ini, estimasi kebutuhan anggarannya belum ketemu," jelas Sutarman.
BACA JUGA:Bengkulu Utara Luncurkan Gerakan Pangan Murah dalam Rangka Hari Pangan Sedunia ke 34
BACA JUGA:Delapan Rekomendasi TGR Diselesaikan, Pemprov Bengkulu Bebas dari Kerugian Daerah
Menurutnya, selisih anggaran antara pihak Pelindo dan dunia usaha menjadi kendala utama. Pelindo memperkirakan anggaran yang diperlukan mencapai Rp 210 miliar. Sementara dari pihak pengusaha hanya sekitar Rp 100 miliar.
"Selisih inilah yang mau kita pertemukan dan dibahas secara mendalam. Jika sudah ada kesepakatan bersama, berapapun angkanya, pasti akan kita tindaklanjuti," lanjutnya.
Upaya pengerukan ini sejatinya sudah disepakati secara teknis dengan pembentukan perusahaan swasta yang akan menangani proyek tersebut. Namun, Sutarman menilai bahwa perlu adanya diskusi lebih lanjut dengan Pemerintah Daerah (Pemda) dan pihak terkait lainnya sebelum pengerjaan bisa dimulai.
Sejauh ini, salah satu anak perusahaan Pelindo, yaitu Rukindo, telah mengajukan proposal penawaran untuk pengerukan alur. Meski demikian, Sutarman berharap agar proses tender ini tidak hanya melibatkan satu perusahaan, melainkan membuka peluang bagi perusahaan lain untuk ikut bersaing.
BACA JUGA:BPS Provinsi Bengkulu Gelar Evaluasi dan Harmonisasi Data Pertanian untuk Kebijakan 2025
"Harapan kita, tidak satu perusahaan saja yang memasukkan penawaran. Kita juga menunggu perusahaan lain untuk ikut bidding," tuturnya.
Sutarman menekankan bahwa pengerukan alur pelabuhan Pulau Baai adalah kebutuhan mendesak. Jika pengerukan ini tidak segera dilakukan, akan ada dampak signifikan terhadap sektor ekonomi di kawasan pelabuhan tersebut. Pelabuhan Pulau Baai menjadi jalur utama untuk pengiriman komoditas penting seperti batu bara dan minyak. Namun, kondisi alur yang belum optimal menyebabkan kapal-kapal besar sulit berlabuh, menghambat aktivitas bongkar muat di pelabuhan.