Jika kondisi ini terus berlanjut, Sutarman memperingatkan bahwa para pengusaha akan mencari alternatif pelabuhan lain untuk proses bongkar muat mereka. Hal ini tentu akan mempengaruhi roda ekonomi di Bengkulu, terutama di sektor mikro.
"Coba kalau tidak bisa dibongkar di Bengkulu, maka akan bongkar di luar Bengkulu. Tentunya ini akan mempengaruhi ekonomi mikro di Provinsi Bengkulu," ujarnya.
BACA JUGA:5 Manfaat Tidur Menggunakan Kaos Kaki
Saat ini, jumlah belanja operasional perusahaan batu bara dari hulu hingga hilir di Provinsi Bengkulu mencapai angka Rp 3,7 hingga 4 triliun per tahun. Jika pengerukan alur pelabuhan tidak segera direalisasikan, Sutarman khawatir angka ini akan berkurang. Karena, perusahaan-perusahaan tersebut akan mengalihkan operasionalnya ke luar Bengkulu.
"Ini akan berdampak buruk bagi ekonomi daerah. Apalagi belanja operasional ini sebagian besar dilakukan di wilayah Provinsi Bengkulu," tambahnya.
Menyadari pentingnya proyek pengerukan ini, Sutarman mengajak pihak Pemda dan stakeholder terkait untuk lebih aktif terlibat dalam mencari solusi terbaik. Kolaborasi antara pemerintah, Pelindo, dan dunia usaha sangat diperlukan agar pengerukan dapat segera dimulai dan permasalahan selisih anggaran bisa terselesaikan.
Di tengah dinamika yang terjadi, para pelaku usaha berharap adanya percepatan dalam proses pengerukan ini. Apalagi, pelabuhan Pulau Baai memegang peran penting dalam mendukung sektor pertambangan dan pengangkutan komoditas strategis yang menjadi tulang punggung perekonomian Bengkulu.
Dengan pengerukan alur, pelabuhan akan mampu menampung kapal-kapal dengan kapasitas lebih besar, sehingga volume perdagangan yang melalui pelabuhan ini dapat meningkat signifikan.
BACA JUGA:Ini Langkah Awal Cegah Penyakit SE Pada Hewan
BACA JUGA:Surat Suara Pilkada Kaur Tahun 2024 Sudah Tiba di Gudang Logistik KPU
Meski masih ada beberapa tantangan di depan, optimisme tetap ada. Sutarman menegaskan bahwa semua pihak yang terlibat berkomitmen untuk mencapai kesepakatan.
"Upaya ini bukan hanya untuk kepentingan satu pihak, tetapi demi kepentingan bersama, terutama untuk kemajuan ekonomi Bengkulu," pungkasnya.