RADAR BENGKULU - Ditha Hindriyani, mahasiswa semester 3 Jurusan Bimbingan Konseling Islam (BKI) di Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno (UINFAS) Bengkulu membuktikan bahwa kuliah dan berbisnis bisa berjalan beriringan.
Ditengah kesibukan kuliah, Ditha berhasil menjalankan bisnis seblak prasmanan yang populer di Desa Jenggalu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma. Bisnis ini telah berjalan selama satu tahun dan memberikan penghasilan hingga Rp 800.000 per hari
Ditha memulai bisnis seblaknya berkat kecintaan terhadap kuliner. Terutama seblak, serta minatnya pada dunia bisnis.
"Awalnya saya suka makan seblak. Lalu, kepikiran untuk membuka usaha. Karena, di zaman sekarang banyak yang suka seblak. Terutama anak muda seumuran saya. Ini peluang besar," ujar Ditha kepada RADAR BENGKULU.
Selain itu, Ditha ingin belajar manajemen waktu dan kewirausahaan secara langsung sambil mencari penghasilan tambahan untuk biaya kuliah dan membantu ekonomi keluarganya.
BACA JUGA:Mengupas Fenomena Geng Motor, Deteksi Dini, dan Upaya Preventif bagi Generasi Muda
BACA JUGA:Siswa SMP Muhammadiyah Terpadu Berhasil Menghafal Al-quran 5 Juz
Menyelaraskan bisnis dan pendidikan tentu tidak mudah. Namun, Ditha berhasil dengan strategi manajemen waktu yang efektif. Ia memanfaatkan waktu luangnya untuk berbisnis. Terutama dengan mengurangi kegiatan bermain.
"Saya selalu berusaha mengerjakan tugas tepat waktu dan memanfaatkan waktu luang untuk mempromosikan bisnis di media sosial," ujar Ditha. Usaha seblaknya buka setiap hari dari pukul 12 siang hingga 10 malam, dan kadang hingga pukul 11 malam jika masih banyak pembeli.
Menurut Ditha, seblak adalah makanan yang sangat digemari di kalangan anak muda. Termasuk dirinya sendiri. Selain itu, menjual seblak memberinya kesempatan untuk mengekspresikan kreativitas melalui variasi rasa dan topping.
"Ini bukan hanya tentang uang, tapi juga tentang belajar kewirausahaan, mengembangkan keterampilan, dan menjadi lebih mandiri secara finansial," ujar Ditha.
Seblak prasmanan yang dijual oleh ditha memiliki harga mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 25 000. Ini tergantung pilihan dan variasi. Selain seblak, tersedia juga menu lain. Seperti kwetiau goreng, pempek, ceker mercon, sayap mercon, mie tektek, dan nasi goreng.
BACA JUGA:Bengkulu Menjadi Tuan Rumah Kegiatan Simposium Nasional Akuntansi 2024 ke-27
Pembeli datang dari berbagai kalangan, termasuk siswa SMA dan masyarakat umum yang lewat di Jalan Lintas Bengkulu-Tais.