Perceraian dan Kesehatan Mental: Apa Kata Penelitian Terbaru?

Kamis 10 Oct 2024 - 07:29 WIB
Reporter : Naura
Editor : syariah m

radarbengkulu.bacakoran.co - Perceraian telah menjadi fenomena umum di seluruh dunia dan sering kali membawa dampak signifikan bagi individu yang terlibat. 

Banyak penelitian menunjukkan bahwa status perkawinan dapat berkaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan mental. 

Dilansir pada psychology today, menurut penelitian terbaru yang dipimpin oleh Jessica Salvatore dari Rutgers University menggali lebih dalam hubungan kompleks antara perceraian dan gangguan kejiwaan, serta mempertimbangkan faktor genetik yang mungkin berperan.

Hubungan Antara Perceraian dan Gangguan Psikologis

Selama ini, sebagian besar penelitian berusaha memahami apakah gangguan kejiwaan menyebabkan perceraian, atau apakah perceraian itu sendiri yang memicu gangguan tersebut. 

Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan gangguan mental, seperti depresi berat, gangguan kecemasan, dan penyalahgunaan alkohol, memiliki risiko lebih tinggi untuk bercerai. Di sisi lain, proses perceraian yang penuh tekanan dapat memicu atau memperburuk masalah kesehatan mental.

BACA JUGA:Khutbah Jumat: E-Mosi Caper Wujudkan Hak-HaK Perempuan dan Anak Pasca Perceraian

BACA JUGA:Dampak Gaya Hidup Perkotaan Terhadap Kesehatan Mental: Tuntutan Kota yang Melelahkan

BACA JUGA:Dampak Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Anak Muda: Tantangan di Era Digital

Penelitian Salvatore dan Rekan-rekannya

 

Studi yang dilakukan oleh Salvatore dan timnya melibatkan data dari lebih dari 2.800.000 individu yang lahir di Swedia antara tahun 1950 dan 1980. Data ini mencakup informasi tentang pola skor risiko genetik keluarga (FGRS) untuk sepuluh gangguan kejiwaan, termasuk depresi, gangguan bipolar, dan skizofrenia. Dari peserta studi, sebanyak 592.232 individu mengalami perceraian, dengan rata-rata durasi pernikahan pertama yang berakhir adalah 14,7 tahun.

 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu yang bercerai memiliki FGRS yang jauh lebih tinggi untuk semua 10 gangguan kejiwaan dibandingkan rata-rata populasi. 

 

Kategori :