Saat uap air di atmosfer berubah menjadi tetesan hujan, tetesan ini menangkap partikel polutan yang terbang di udara.
Partikel ini bisa berupa PM2.5 (partikulat halus berukuran 2,5 mikrometer atau lebih kecil), debu, jelaga, serta polutan kimia seperti sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx) yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Tetesan hujan yang jatuh secara efektif mengangkut polutan ini ke permukaan bumi.
2. Menyerap Gas-gas Berbahaya
Selain partikel padat, hujan juga mampu menyerap gas-gas berbahaya yang ada di atmosfer.
Gas-gas seperti sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx), yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil dan emisi kendaraan bermotor, dapat larut dalam air hujan. Ketika hujan turun, gas-gas ini terlarut dalam air dan diendapkan ke tanah, mengurangi konsentrasinya di udara.
3. Mengurangi Efek Kabut Asap
Di wilayah-wilayah yang mengalami masalah kabut asap, seperti kota-kota dengan tingkat polusi tinggi, hujan membantu menghilangkan kabut asap dengan membersihkan udara dari partikulat halus dan aerosol.
Setelah hujan, udara cenderung terasa lebih bersih dan segar, karena polutan telah disapu ke tanah. Efek ini sangat penting untuk mengurangi dampak buruk kabut asap terhadap kesehatan pernapasan.
4. Mengembalikan Oksigen Segar
Selain membersihkan polusi, hujan membantu menyegarkan udara dengan meningkatkan kadar oksigen di atmosfer. Ketika air menguap dari lautan, sungai, dan danau, oksigen dilepaskan ke udara. Hujan juga membantu memperbarui siklus hidrologi, yang pada gilirannya mendukung keberlanjutan kehidupan di Bumi.